Kamis 13 Maret 2025

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Polarisasi Transaksi Pahala Ramadhan

Kamis, 23 Juni 2016 | 00.18.00 WIB Last Updated 2016-06-22T16:18:33Z



 

POLARISASI TRANSAKSI PAHALA RAMADHAN
(ASHARI RAMADHAN HAIRIL)

WAJOTERKINI.COM - Teori ekonomi dasar yaitu hukum penawaran menyatakan bahwa apabila harga sebuah barang/jasa meningkat maka penawaran terhadap barang/jasa tersebut akan mengalami peningkatan, tapi jika harga dari barang/jasa tersebut mengalami penurunan maka penawaran terhadap barang/jasa tersebut akan mengalami penurunan. Berdasarkan postulat ekonomi tersebut dapat dilihat bahwa antara harga suatu barang/jasa dengan penawaran terhadap suatu barang/jasa mempunyai hubungan yang berbanding lurus.Pola hukum penawaran tersebut dapat juga kita aplikasikan ke dalam kehidupan beragama. 

Dalam kehidupan beragama, penganut sebuah agama akan berlomba-lomba mengumpulkan pahala demi mencapai sebuah tujuan akhir, yaitu surga. Pahala dikumpulkan dengan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.Sudah menjadi sebuah pola pikir bahwa denganmengumpulkan pahala yang banyak maka akan mendapatkan ganjaran surga. Semakin tinggi nilai pahala yang didapatkan dari sebuah ibadah, maka pelaksanaan terhadap ibadah tersebut juga akan tinggi. Orang akan lebih intens melaksanakan sebuah ibadah, jika ibadah tersebut memiliki tingkat pengembalian pahala yang bernilai tinggi. Jadi pahala dan ibadah juga menpunyai hubungan yang berbanding lurus.

Bagi umat Islam Bulan Ramadhan merupakan sebuah berkah dan menjadi kesempatan untuk mendapatkan pahala yang belipat ganda. Semua ibadah yang dilaksanakan akan dilipat gandakan pahalanya. Saat Bulan Ramadhan tiba umat Islam berlomba-lomba dalam beribadah, baik shalat, puasa, sedekah, membaca kitab suci Al-Quran, dsb. Mesjid yang dulunya sepi saat bulan biasa tiba-tiba menjadi sesak pada saat Bulan Ramadhan. Laporan keuangan panitia pembangun masjid yang pada bulan-bulan biasa hanya dipenuhi dengan coretan angka Rp. 1.000, saat Bulan Ramadhan dipenuhi coretan angka Rp. 100.000,-.Mesjid kemudian menjadi riuh karena tadarus Al-Quran saat Bulan Ramadhan tiba. Bingkisan paket kebutuhan pokok antre mengetuk pintu rumah-rumah saudara kita yang kurang beruntung sehingga dilabeli fakir miskin.Tak ketinggalan organisasi filantropi musiman bermunculan seperti macet yang timbul setelah hujan. Setelah Bulan Ramadhan yang suci berlalu, pahala dari sebuah ibadah kembali diturunkan ke nilai normalnya. 

Mesjid tak lagi sesak, bahkan kelihatan menjadi terlalu besar, panitia pembangunan masjid kembali harus memutar otak untuk mendapatkan dana pembangunan, suara Tadarus Al-Quran dari masjid terdengar samar-samar, saudara-saudara kita yang kurang beruntung kini bergantian harus antre mengetuk pintu rumah para kaum yang melabeli diri mereka sebagai dermawan, dan tak ketinggalan oranisasi filantropi sedang sibuk untuk menghitung keuntungan yang mereka dapat pada Bulan Ramadhan. Allah SWT menawarkan pahala berlipat ganda dari setiap ibadah di Bulan Ramadhan, umat Islam meresponnya dengan berlomba-lomba dalam melaksanakan ibadah, namun ketika pahala dari sebuah ibadah diturunkankan menjadi normal oleh Allah SWT, umat Islam merespon dengan berlomba-lomba meninggalkan ibadahnya.

Semoga di Bulan Ramadhan yang suci ini kita tidak hanya memikirkan pahala yang akan kita dapat dalam melaksanakan sebuah ibadah. Bulan Ramadhan adalah kesempatan bagi kita untuk menjadi manusia yang lebih baik dan lebih mendekatkan diri kepadaAllah SWT. Esensi dari pelaksanaan dari sebuah ibadah bukan dari seberapa besar pahala yang kita dapatkan, tapi sejauh mana kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah yang kita lakukan, sehingga kita menjadi umat Islam yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya sesuai dengan ajaran Baginda Rasulullah Muhamammad SAW. 

Selamat belomba mengejar keimanan dan ketaqwaan di Bulan Ramadhan yang suci. Agama Islam hadir bukan untuk menawarkan surga kepada manusia, tapi Islam hadir sebagai petunjuk hidup umat manusia di dunia dan akhirat, sehingga kita semua dapat menjadi manusia-manusia yang bahagia di dunia dan akhirat. Iman dan ketaqwan sejati kepada Allah SWT tidak hanya hadir di dalam masjid yang agung dan megah tapi keimanan dan ketakwaan hadir di dalam hati setiap umat Rasulullah Muhammad SAW. Selamat datang Bulan Ramadhan, mari belomba-lomba menjadi pribadi yang semakin beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. 

Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Polarisasi Transaksi Pahala Ramadhan

Trending Now