![]() |
Reski Cerdas, Mandiri dan Religius |
Reski yang hijra ke kota dua tahun silam itu, demi bertahan hidup dalam getir kota Sengkang dia rela berjualan nasi kuning, ia menjajakan jualannya dengan berkeliling menyusuri lorong-lorong ibu kota, dari sekolah ke sekolah ia menjajakan jualannya. Namun, kerasnya kehidupan ibu kota ternyata tidak menyurutkan semangat belajar Reski.
Dari hasil berjualan nasi kuning, Reski mampu membiayai kebutuhan kuliahnya di STKIP Prima Sengkang.Namun itu, masih serba kekurangan untuk memenuhi biaya kuliah yang lambat laun semakin meningkat, seiring dengan peningkatan gejolak perekonomian di Kota yang dikenal sebagai Kota Sutera dan Kota Santri ini.
Cerita Reski, awal ia datang ke kota Sengkang pada tahun 2013 akhir, dengan bermodalkan uang sebesar tiga juta rupiah yang merupakan hasil jerih payahnya sebagai buruh disalah satu pencucian mobil selama tiga tahun di kampung halamannya,Siwa."Uang tiga juta itu merupakan tabungan saya dari hasil cuci mobil,"akunya.
Awal menginjakkan kaki dengan modal uang tiga juta rupiah, Reski mendapatkan rumah kos kawasan Pasar Mini Sengkang, ia membayar kos awalnya sebesar Rp1,2 juta selama tiga bulan ia boleh menikmati kamar berukuran 3x4 meter tanpa fasilitas yang memadai saat itu. Rp900 ribu uangnya ia gunakan membayar uang pembangunan sebagai syarat mendaftar sebagai mahasiswa STKIP Prima Sengkang dua tahun silam."Sisahnya itu saya pake untuk usaha jual nasi kuning keliling,"katanya.
Semua yang dilalui Reski di Kota berjuluk Kota Santri ini sebatangkara tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, bahkan orang tua Reski tidak tahu jika ia selama ini menempa pendidikan di STKIP Prima Sengkang, dengan hasrat tak ingin membebani orang tuanya sehingga menjadi motifasi baginya untuk berjuang sendiri.
Sembari menempa ilmu dari hasil jerih payahnya sendiri berharap kelak ia akan membahagiakan kedua orang tuanya dari rezeki yang diperolehnya, bukan hanya itu, Reski juga bermimpi akan membahagiakan orang-orang disekelilingnya. "Alasan saya tak ingin membebani orang lain sekalipun itu orang tuaku,"pungkasnya.
Reski memang memiliki segudang kompetensi, selain ia cerdas dan mandiri. Reski juga mengejar akhiratnya dengan menjadi imam masjid di Kampus milik dr.Sanusi Karateng itu. Saat ditanya penulis, berapa upah yang ia terima sebagai Imam masjid, Reski memilih bungkam."Semoga jadi amal ibadahku diakhirat kelak,"cetusnya.
Perjuangan dan jeri payah Reski juga diketahui teman-teman kuliahnya, Bustam yang ditemui penulis mengaku sangat prihatin bahkan sedih melihat perjuangan Reski yang memupuk kemandiriannya. Menurut Bustam, dia pantas mendapatkan perhatian
pemerintah sebagai generasi bangsa di masa akan datang karena Reski, merupakan mahasiswa yang cerdas dan mandiri, lagi religius,"Utamanya dari pihak pengelola yayasan tempat ia menempa ilmu,"ucap lirih Bustam.
Bustam menyesalkan jika pihak Kampus Prima tidak membantu Reski, sejatinya setiap tahun Yayasan Prima selalu mendapatkan bantuan beasiswa dari pemerintah. Bustam sangat beharap mahasiswa semacam Reski yang berhak diberikan bantuan, bukan justure memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang tergolong mampu.(wt-chal).
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia