Kejadian tersebut berawal disaat belasan orang yang mendatangi kediaman korban. Mereka datang dengan menggunakan dua mobil. Lalu teriak-teriak memanggil nama Iwan.
Anak korban baru mengatahui jika mereka itu adalah anggota polisi setelah ayahnya ditodong senjata laras panjang.
“Pak Kapolsek membiarkan bapak saya dianiaya hingga berdarah-darah. Nanti setelah bapak saya babak belur dan banyak mengeluarkan darah baru pak kapolsek menyuruh mereka berhenti,” ungkap Vivi di Mapolres Bone.
Akibat penganiayaan tersebut, Setta mengalami muka lebam, dan bibir pecah atas bawah. Kini Setta melaporkan kejadian yang menimpanya di Mapolres Bone.
Sementara pihak Mapolsek Pammana, saat di konfirmasi membantah melakukan penganiyaan, saat melakukan pengejaran tersangka DPO, Iwan, namun pihaknya tidak menampik jika terjadi aksi pemukulan yang dilakukan keluarga pelapor. Yang kalap saat mengetahui kerjasama DPO dengan Kadus tersebut.
"Jadi bukan Polisi yang melakukan penganiyaan tetapi itu si pelapor, mungkin karena mereka taunya, operasi itu dipimpin Kapolsek Pammana saja, padahal sebelumnya kami sudah melarang pelapor melakukan tindakan kekerasan, kami bawa pelapor karena hanya dia yang mengetahui terlapor," kata Aiptu Baharuddin Reskrim Polsek Pammana melalui selularnya.
Penulis: Rezky
Editor: Reonaldhy
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia