![]() |
Nurmal Idrus |
WAJOTERKINI.COM , Soppeng -- Manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kabupaten Soppeng dianggap babak belur dan sudah pada posisi super kritis. Hal itu membuat pelayanan perusahaan ini menjadi sangat tak maksimal dan dianggap tak sehat.
Ini sudah sangat tak sehat. Sangat amburadul manajemen di sana. Bahkan, ada pejabat PDAM yang sama sekali tak tahu berapa produksi air perusahaan sebenarnya. Jadi, bagaimana mau menghitung pendapatan jika produksi airnya tak jelas,"kata anggota tim seleksi Direktur PDAM Soppeng, Nurmal Idrus.
Seleksi Direktur PDAM berlangsung di Watansoppeng, Kamis 26/5/2016 dan diikuti oleh dua orang yaitu Andi Sofyan dan Irwansyah. Satu calon lainnya yaitu Andi Ahmad Yani mengundurkan diri dengan alasan teknis.
PDAM Soppeng bahkan dinilai sudah tak bisa lagi dipertahankan sebagai sebuah perusahaan. Sebab, sebuah perusahaan harus untung. "Ini malah lebih besar pasak dari tiang. Jika tak mampu lagi dikelola dengan baik maka lebih baik perusahaan ini dibubarkan dan dibentuk mmanajemen baru yang lebih profesional,"katanya.
PDAM Soppeng menurut magister manajemen ini sebenarnya fokus saja pada mengatasi kebocoran air. Tingkat kebocoran air di atas 50 persen. Hanya setengah dari produksi air yang sampai di pelanggan dan menjadi penghasilan asli PDAM.
"Itu sama saja dengan membuang duit sebesar maksimal Rp 1 miliar per bulan, katanya. Kebocoran diantisipasi dengan mengetatkan manipulasi water meter dan segera mengatasi pipa yang bocor,"terang Nurmal.
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia