Kamis 13 Maret 2025

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Manre Sipulung, Wujud Rasa Sukur Kepada Dewata Sewae

Berita Wajo Terkini
Kamis, 12 Maret 2015 | 09.00.00 WIB Last Updated 2015-07-26T23:39:09Z
WAJOTERKINI.COM --- Manre sipulung yang ketika di translate ke dalam bahasa Indonesia berarti makan bersama. Ketika didengar sepintas tidak ada istimewa dengan acara makan bersama. Tapi dikalangan suku bugis, manre sipulung sangat bernilai. Selain sakral, adat manre sipulung juga sebagai wujud pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan (Dewata Sewwae) serta ajang untuk mempererat silaturahmi antar warga.

Berangkat dari adat tersebut, warga kampung Patappuloe, hari ini sekira pukul 13.00 wita (siang) rencananya akan mendatangi tempat yang disucikan di kawasan gunung Petta Langkanange dan Petta Jampu untuk mengadakan acara Ritual kepada Dewata Sewwae, dengan manre sipulung.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, masyarakat akan berangkat ke tempat yang disucikan tersebut dengan membawa berbagai jenis makanan mulai ikan, telur, buras, kacang, sokko patangrupa (Ketan Empat Warna) dan lain sebagainya. Masyarakat yang bisa dikata, masih melestarikan adat budaya tersebut nantinya berkumpul di bawah sebuah Pemdepo yang sudah disiapkan dan semua makanan yang dibawa akan dihidangkan ditempat tersebut.

Selanjutnya, ritual adat dimulai, dimana tetua adat akan membacakan mantra-mantra untuk Dewata Sewwae. Mantra yang diucapkan tidak lain sebagai bentuk kesyukuran yang selama ini didapat warga.

Yang menarik dari ritual ini, warga mempercayai, ketika bernazar kepada Allah SWT melalui tempat tersebut dan kemudian terkabul, maka warga yang bernazar tadi  membawa seperti rumah miniatur layaknya rumahnya sendiri.

Setelah tetua adat membaca mantra-mantra selanjutnya mereka akan makan-makan dibawa sebuah rumah semi permanen ukuran 3x3 meter yang di dalamnya terdapat semacam makam. Pagar yang terbuat dari besi dan berbentuk batu nisan terbuat dari kayu (titik nol pammana).

Tempat itu disebut Petta Langkanange namun sebenarnya didalam rumah itu tidak ada kuburan. Seusai acara makan-makan warga selanjutnya menuju ke atas gunung yang terdapat makam-makam dulu seperti halnya kuburan berbentuk manusia yang terbaring. Warga menyiram air diatas nisan tersebut sebagai tanda ziarah makam ke pada leluhur.(wt-ep).
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Manre Sipulung, Wujud Rasa Sukur Kepada Dewata Sewae

Trending Now