Kepala Seksi Pembinaan PAUD Dinas Pendidikan (Disdik) Wajo, Jumardi membenarkan, jika saat ini banyak Lembaga PAUD tutup setelah diserah terimakan ke pihak desa. Alasannya, karena minimnya dana operasional sehingga tidak ada guru yang mau mengajar di PAUD lagi.
"Kami berharap setiap desa dapat menganggarkan gaji guru PAUD dari ADD. Makanya, tenaga guru yang mengajar harus dari desa itu, kita juga berharap partisipasi warga atau orangtua anak didik di desa itu," harap Jumadi.
Meski demikian, Jumadi mengaku dana operasional lembaga PAUD yang disiapkan Disdik Wajo sangat terbatas, dan harus melalui verifikasi BOP terlebih dahulu untuk mendapatkan dana operasional per dua tahun tersebut.
"Dana yang tersedia sekira Rp900an juta sementara tenaga pengajar yang menerima sekitar 1000 guru dari total 184 PAUD dan TK, mentoknya insentif yang diterima guru sekira Rp135 ribu rupiah, itupun digilir,"ungkap Jumadi.
Jumadi menambahkan, pendidikan PAUD yang disertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.
"Makanya ini penting dianggarkan karena PAUD dibutuhkan tenaga pengajar yang punya spesifikasi yang menunjang karena berkaitan dengan pendidikan psikologi anak usia dini, dari snilah akan terbentuk karakter si anak," tutupnya.
Terpisah, kata salah seorang tenaga pengajar yang pernah mengajar di Limpua Desa Paung Kecamatan Majauleng, Endang, Dinas Pendidikan Kabupaten Wajo melakukan verifikasi BOP berdasarkan jumlah murid lembaga PAUD, kemudian dipilih yang layak menerima insentif dari Disdik, karena Lembaga PAUD saat ini sudah dialihkan ke pihak Desa masing-masing.
"Kalau di Desa Paung, gaji guru dianggarkan dari dana ADD setelah diambil alih pihak Desa, entah di desa lain. Sementara bangunan PAUD juga memang rata-rata aset Desa,"kata Endang. (wt-chal).
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia