Untuk setiap kali keluar ’mabbalu lipa’, mereka bisa membawa 400 lembar sarung dengan nilai sekitar Rp 10 juta. Untuk menghabiskan lipa-lipa’ ini, rata-rata mereka harus bepergian selama 3-5 bulan.
Saya sendiri tak bisa membayangkan betapa beratnya sarung-sarung itu mereka angkut ke tempat-tempat jauh. Sarung-sarung ini mereka peroleh dari seorang yang mereka panggil ”Boss”, mungkin sama artinya dengan Juragan atau Majikan.
Sang Boss inilah yang memodali dengan lipa’lipa’ dan membiayai perjalanan dan akomodasi para pabbalu lipa’. Karena alasan keselamatan, mereka selalu bepergian mabbalu lipa’ dalam satu rombongan berjumlah 5-10 orang.
Dengan tetap dalam satu rombongan, mereka bisa saling membantu sekiranya ada diantara pabbalu lipa’ ini yang mengalami kesulitan. Namun demikian, mereka juga tetap berprinsip untuk tidak melakukan kesalahan dan perbuatan yang merugikan masyarakat di tempat mereka mabbalu lipa’.
Di zaman sekarang, mereka juga difasilitasi dengan sepeda motor yang juga dibawa dari kampung, berbeda dengan zaman sebelum tahun 90-an dimana mereka menjual sarung hanya dengan berjalan kaki, atau menumpang bis umum. Namun dengan begitu, para pabbalu lipa’ ini tetap harus melunasi biaya serta modal sarung yang mereka terima dari Boss setelah mereka pulang ke kampung.
Hampir setiap jengkal tanah di Indonesia ini pernah disinggahi oleh pabbalu lipa’ ini. Namun tempat favorit mereka adalah daerah yang memiliki komunitas bugis seperti Riau, Jambi, Papua dan Kalimantan Timur.(wt-LaNori)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia