Berdasarkan pantauan, proyek yang dananya bersumber dari APBN-Perubahan 2013 senilai Rp. 2,675.000.000 sudah retak pada bagian dinding talud. Dinding yang retak itu merupakan tempat berdirinya beberapa kios wisata kuliner. Sejumlah pekerja proyek nampak kelihatan panik setelah sejumlah media mengabadikan keretakan tersebut.
Proyek tersebut merupakan milik Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kontraktor pembangunan awal dikerjakan oleh PT. Mari Bangun Nusantara dengan dana anggaran Rp 2,675.000.000. Poroyek ini dikerjakan sejak 20 Oktober 2013. Untuk mengantisipasi keretakan yang lebih para lagi, para pekerja langsung melakukan perbaikan.
Pengamat Konstruksi Sipil di Makassar, Mudjianto mengungkapkan, retaknya dinding bangunan disebabkan adanya desakan air hujan. Akibatnya, air mengerus bagian pondasi yang tanahnya tidak keras secara maksimal." Jika tidak ditangani dengan maksimal, maka dikhawatirkan proyek tersebut mengalami penurunan kualitas yang buruk," kata Mudjianto.
Mudjianto,lebih jauh mengungkap, Setiap proyek pembangunan konstruksi bangunan punya umur. Jika dikerjakan secara tergesa-gesa, secara otomatis pekerjaannya juga kurang maksimal dan kualitasnya tidak bagus. Konsultan seharusnya tidak hanya memburuh kecepatan penyelasaian proyek, tetapi bagaimana melihat kualitas bangunan itu." Karena ini akan menjadi bumerang jika kualitas pekerjaannya buruk," ungkapnya.
Penulis: Rezky
Editor: Reonaldhy
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia

