Cerita Panen Yang Hampi Usai

WAJOTERKINI.COM --- Masyarakat Petani yang bermukim di Kabupaten Wajo terkhusus didua Kecamatan yaitu Kecamatan Maniangpajo dan Tanasitolo patut bersyukur karena untuk musim tanam padi rendengan tahun ini (MH 2016) secara keseluruhan produktivitas padi cukup berhasil. Bahkan produksi sawah tadah hujan tidak kalah dengan sawah irigasi tehnis. 

Yang menjadi problem hanya pada sawah yang terlambat panen. Pasalnya curah hujan untuk musim tanam padi gaduh cukup tinggi mengakibatkan sawah mulai tergenang air, dan itu menyulitkan mesin pemotong padi karena tanahnya sangat berlumpur. 

Hal itu juga berpengaruh pada kendaraan pengankut gabah atau lebih dikenal dengan sebutan motor taxi, juga mengalami kesulitan mengangkut hasil panen petani.

Satu satunya pengangkut gabah yang bisa diandalkan dalam kondisi tanah berlumpur hanya memakai jasa pengangkut gabah dengan tenaga kuda atau bahasa ogina Patteke. Namun jasa patteke, tergeser oleh kehadiran motor taxi sehingga sangat sulit menemukan jasa patteke pada saat ini, kalaupun ada boleh dikata itu sangat minim. 

Untuk memanen padi pada sawah yang sangat berlumpur, terpaksa petani kemabali menggunakan mesin perontok padi alias bahasa bugisnya Dross yang di bantu dengan tenaga manusia yang bahasa trendnya “Passangki”. Meskipun demikian masih banyak gabah petani yang mengalami kerusakan. Hal itu dapat dilihat saat gabah petani dijemur, banyak yang berwarna hitam kecoklatan. (wt-Safruddin Menroja)

Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia