WAJOTERKINI.COM --- Setiap manusia fitrahnya ialah bertuhan, kalau ada manusia yang tidak mempercayai tuhan maka bawalah ke tengah laut, bocorkan perahunya dan tinggalkan seorang diri, maka dia akan memohon kepada sesuatu di luar dirinya, itu salah satu pertanda bahwa manusia itu butuh kekuatan di luar dirinya, ia berserah kepada sesuatu di luar kemampuannya, sesombong-sombongnya fir'aun, tatkala ia tenggelam di sungai Nil, dia berkata, "aku beriman kepada tuhannya musa dan harun". Itu salah satu pertanda bahwa fitrah manusia mengakui adanya tuhan.
Setiap agama mengajarkan konsep ketuhanan, terlihat berbeda namun pada tataran kemanusiaan semua ajaran agama hampir sama, Kristen dengan ajaran kasihnya, hindu dengan rasa cinta (bhakti) begitupun islam sebagai rahmatan lil 'alamin dan agama-agama lainnya tidak satupun yang mengajarkan kejahatan, meskipun demikian, tidak semua agama itu benar akan tetapi semua agama mengajarkan kebenaran dan kebaikan berdasarkan keyakinannya masing-masing.
Agama itu menuntun manusia, mengajarkan kedamaian, rahmat dan cinta kasih, maka tidak sepantasnya seseorang yang beragama membunuh sesamanya tanpa hak dengan mengatasnamakan agama.
Berbicara soal agama berarti kita berbicara soal keyakinan, keyakinan adanya di hati dan setiap hal yang berkaitan dengan hati tidak bisa diintervensi atau dipaksa, untuk mencinta, rindu, benci dan yakin merupakan sesuatu yang lahir dari hati, maka seseorang tidak boleh memaksa orang lain untuk mengikuti keyakinannya, dalam Al-Qur'an sendiri Allah berfirman yang artinya, "tidak ada paksaan dalam agama", ini berarti bahwa agama tidak memaksakan seseorang mengikuti ajarannya khususnya agama islam, yang bisa kita lakukan salah satunya adalah dakwah, menurut Imam Shamsi Ali (Imam Besar New York asal Bulukumba) "Dakwah esensinya adalah mengajak, berdakwah dengan memaksa adalah pengusiran, maka jangan sampai mengusir atas nama dakwah"
Bukan kita saja yang melakukan tugas dakwah atau mengajak, syaitan juga berdakwah atau mengajak ke jalan menuju neraka, dia juga adalah da'i, jangan sampai seruan setan lebih lembut dan lebih menarik dibanding seruan kita, maka sampaikanlah sesuatu itu "bilhikmah wal mauidzatil hasanah" dengan hikmah dan perkataan yang baik, tidak usah memaksa orang sebab tugas kita hanya menyampaikan dan Tuhan yang memberi hidayah, sebab sekiranya Allah berkehendak maka mudah bagiNya untuk mengubah hati setiap orang untuk memeluk islam.
"Kalau seandainya Tuhanmu menghendaki, tentu berimanlah semua manusia di bumi. Maka apakah engkau (Muhammad) akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang yang beriman semua?" (QS Yunus 10:99).
Jadi jelas, bahwa Nabi Muhammad diutus bukanlah untuk mengislamkan seluruh umat manusia, melainkan beliau diutus sebagai rahmatan lil 'alamin (QS. Al-anbiya 107) dan dalam hadits Bukhari, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak"
Membunuh orang yang tak sepaham dengan keyakinan kita dengan membabi buta bukanlah sesuatu yang termasuk rahmatan lil 'alamin, menjelek-jelekkan atau menghina orang lain bukan pula akhlak yang terpuji, bahkan dalam QS al-An'am 6 : 108, Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan."
Itulah indahnya ajaran Islam, mengajarkan sikap toleransi, cinta damai dan sikap saling menghargai sebagaimana Rasulullah Saw hidup bersama dengan orang Yahudi di Madinah dan menjamin keselamatannya, kita tidak usah memaksa orang untuk mengikuti keyakinan kita, cukup meyakinkan mereka dengan memperlihatkan akhlak dan teladan, maka itulah cara terbaik melakukan syiar.
Jadi jika ada bertanya betulkah Islam agama yang paling benar dan paling oke ? Jawabnya, Iya, tepat sekali, jika seandainya orang tahu akan ketinggian ajaran islam sebagai rahmat bagi semesta dan mampu membentuk pribadi-pribadi yang berakhlak mulia, maka mereka sendiri yang akan berbondong-bondong masuk Islam. Ini Islam yang saya pahami.
Oleh: Erfin La Maruveq Bin Beddu
"Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta".
Mari senantiasa menebar manfaat, sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat untuk sesamanya.
Wallahu 'allam.
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia