WAJOTERKINI.COM
--- Ketua Gerpak Sulawesi Selatan, Sukriadi mendesak aparat hukum segera
memeriksa dugaan manipulasi pajak di restaurant di Kota Sengkang yang memungut
pajak 10 persen dari pengunjungnya.
Sukriadi menduga ada permainan dalam penarikan tiap pajak di restaurant. Berdasarkan investigasi yang dilakukan pihaknya terjadi di rumah makan Jetpur hanya membayar Rp1,7 juta per minggu. Dan sudah terjadi sejak 2013 hingga saat ini.
"Alasannya, pada tahun 2013 lalu karena status ngontrak tempat, padahal pajak tersebut diluar dari pajak penghasilan tapi bersumber dari pajak perorangan tiap pelanggan disana,"katanya.
Penggiat LBH Bhakti Keadilan ini juga menambahkan, diketahui pajak 10 persen yang ditarik Jetpur dari tiap item pesanan pengunjung terpisah dengan pajak restaurant. Dia mengibaratkan pihak Jetpur hanya pengumpul bukan mengambil keuntungan dari pajak tersebut.
"Kami mendesak pihak terkait turun memeriksa Jetpur, ini juga modus penggemplangan pajak,"tegasnya.
Selain itu kata Sukriadi, pajak 10 persen yang ditarik dari pengunjung tidak bisa ditetapkan nominalnya. Pasalnya tidak bisa dipastikan berapa pelanggan yang berkunjung dalam seharinya.
Senada dengan anggota Komisi II DPRD Wajo, Andi Gusti Makkarodda mengatakan pajak 10 persen yang ditarik pengelola restaurant dari tiap makan dan minum yang terjual terpisah dari pajak penghasilan.
"Sebetulnya itu dikenakan kepada pelanggang atau pengunjung. makanya ini soal kejujuran aja oleh pihak pengelola restoran jika belum menggunakan mesin kas,"katanya.(wt-chal)
Sukriadi menduga ada permainan dalam penarikan tiap pajak di restaurant. Berdasarkan investigasi yang dilakukan pihaknya terjadi di rumah makan Jetpur hanya membayar Rp1,7 juta per minggu. Dan sudah terjadi sejak 2013 hingga saat ini.
"Alasannya, pada tahun 2013 lalu karena status ngontrak tempat, padahal pajak tersebut diluar dari pajak penghasilan tapi bersumber dari pajak perorangan tiap pelanggan disana,"katanya.
Penggiat LBH Bhakti Keadilan ini juga menambahkan, diketahui pajak 10 persen yang ditarik Jetpur dari tiap item pesanan pengunjung terpisah dengan pajak restaurant. Dia mengibaratkan pihak Jetpur hanya pengumpul bukan mengambil keuntungan dari pajak tersebut.
"Kami mendesak pihak terkait turun memeriksa Jetpur, ini juga modus penggemplangan pajak,"tegasnya.
Selain itu kata Sukriadi, pajak 10 persen yang ditarik dari pengunjung tidak bisa ditetapkan nominalnya. Pasalnya tidak bisa dipastikan berapa pelanggan yang berkunjung dalam seharinya.
Senada dengan anggota Komisi II DPRD Wajo, Andi Gusti Makkarodda mengatakan pajak 10 persen yang ditarik pengelola restaurant dari tiap makan dan minum yang terjual terpisah dari pajak penghasilan.
"Sebetulnya itu dikenakan kepada pelanggang atau pengunjung. makanya ini soal kejujuran aja oleh pihak pengelola restoran jika belum menggunakan mesin kas,"katanya.(wt-chal)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
