Selasa 18 Maret 2025

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Bunda, Izinkan Aku Menikahi Janda

Berita Wajo Terkini
Sabtu, 16 Januari 2016 | 09.44.00 WIB Last Updated 2016-01-16T01:44:00Z
Bunda, Izinkan Aku Menikahi Janda
Oleh: Ilham Tanjung


WAJOTERKINI.COM - Cerita ini berangkat dari kisah nyata yang dialami sahabatku hanya saja ia meminta namanya untuk disamarkan, Sebut saja namanya Labaco 27 tahun boleh dikata kami berdua sangat dekat dan selalu bersama. Labaco merupakan anak satu-satunnya tante Nabila dan Om Harum (nama samaran). Labaco mempunyai seorang kekasih lama, ia adalah Rindu (nama samaran) yang merupakan seorang janda beranak dua usianya sekitar 35 tahun yang sehari-harinya bekerja sebagai perawat disalah satu pukesmas tidak jauh dari kota tempat tinggalku.


Rindu merupakan kekasih lama Labaco, Sekira tujuh tahun yang lalu tepatnya di tahun 2009 silam, Namun takdir berkata lain mereka berdua harus terpisahkan, hal itu di karenakan Rindu telah dijodohkan dan harus menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya, Mungkin saja pada saat itu Labaco masih dianggap anak kecil dan masih terlalu dini untuk menjalani hubungan yang lebih serius, belum lagi perbedaan umur yang cukup jauh diantara mereka berdua.

Tak pernah terlintas dipikiranku, tepatnya tahun 2013 sekira tiga tahun yang lalu, ketika kami berdua mendatangi salah satu puskesmas di pelosok utara Kabupaten Wajo dengan niat ingin menjengut seorang teman semasa kuliah yang sedang sakit, Jodoh tak akan kemana Labaco bertemu Rindu, di puskesmas dimana kekasih lamanya itu ditugaskan. Awalnya mereka bersalaman dan terlihat biasa-biasa saja, "Apa kabar Rin," tanya Labaco dengan santainya, " Baik aja cok kalau kamu jawab Rindu, sembari mengajak kami duduk dikursi yang ada didalam ruang jaga perawat sambil menyodorkan teh kotak yang diambilnya diatas meja.

Aku hanya bisa diam sambil menyimak perbincangan mereka berdua, " Kamu dah nikah ya cok, tanya Rindu dengan penuh harapan Labaco masih sendiri, " belum lah Rindu aku masih sendiri masih jomblo lagi, oya.. dah berapa anak kamu Rin, suamimu kerja dimana," kata Labaco kembali bertanya. Sesaat Rindu terdiam, dia terlihat ragu hingga tatapan matanya seakan-akan menyembunyikan sesuatu, namum, ia harus jujur," Anakku sudah dua dan suamiku dah meninggal satu tahun yang lalu, Sekarang aku menjanda Cok" kata Rindu sambil senyum

Awal Januari tahun 2014, lalu mereka berdua dekat hingga akhirnya kisah lama terulang kembali. Baginya tidak ada masalah dengan status Rindu, bahkan perbedaan usia yang terpaut jauhpun tak menjadi hambatan baginya, yang paling penting Labaco sangat mencintainya.

Senja itu langit mulai kelam, Labaco bergandengan tangan dengan Rindu sambil menyusuri persimpangan jalan  yang mulai remang dan sunyi, Labaco bergelayut manja dilengan kekasihnya itu. Mereka berdua semakin nyaman dan hanya bisa terdiam, menikmati malam yang semakin larut. Sesekali Labaco melirik Rindu, Dalam hati kecilnya berkata " wanita ini memang cantik meski usia nya jauh diatas aku tapi dia tak ubahnya seperti seorang kembang yang sedang mekar, tubuhnya sintal dengan kulit sawo matang. Wajar saja naluri laki lakiku mengaguminya, meski dia adalah seorang janda beranak dua." Puji Labaco dalam hati kecilnya

Suatu ketika aku temani Labaco kerumahnya, saat itu tante Nabila, ibunda Labaco itu terlihat sedang marah-marah hingga melempar kain yang hendak dicucinya, ia berdiri sambil menatap kearah kami. Labaco tak menyangka reaksi ibundanya akan separah itu. Padahal dia hanya bilang kalau dirinya ingin menikahi Rindu.

Tidak bisa," lengkingan suara bundanya terdengar lagi dan bahkan lebih nyaring dari sebelumnya, kami pun diam membisu tak berani menatap mata ibunda langsung. Akhirnya malam itu terasa panjang sekali, karena kami mendengarkan omelan tante Nabila yang tak ada henti-hentinya.

Di suatu hari Tante Nabila sedang menyiram bunga dibawah kolom rumahnya berhubung rumah Labaco adalah rumah panggung ciri khas bugis pada umumnya, Labaco lalu mendekati dan mencium kening ibundnya (tante Nabila red), Dia terus merayu sang bunda dengan harapan akan mendapatkan restu untuk menikahi Rindu. Bunda..," kata Labaco pelan sambil menunggu reaksi tante Nabila

Tante Nabila tetap diam dan terus menyirami bunganya. Bunda.. " sesekali Labaco memanggil ibundanya dan memberanikan diri berkata, aku mencintainya bunda sungguh sangat mencintainya, dia adalah permataku yang hilang dan aku tetap ingin menikahinya. Labaco terdiam dengan muka yang sangat risau,  apakah  ibunda akan marah besar lagi seperti malam sebelumnya, apakah ibunda akan berteriak teriak lagi dengan segala alasan tidak setuju  yang diucapkan dari mulutnya. terlihat wajah Labaco hanya bisa pasrah saat itu.

Pada saat itu aku mengerti mengapa tante Nabila marah, wajar saja orang tua mana yang rela anaknya menikahi  seorang janda. tapi apa hendak dikata sahabatku Labaco sudah terlanjur terbuai dalam belenggu cinta sang canda cantik itu . Hingga akhirnya cintanya pun tak pakai logika. Buktinya Labaco nekat sampaikan ke ibundanya  kalau ia mau menikahi Rindu, walaupun sebenarnya masih aku temani.

Namun sungguh diluar dugaanku. Tante Nabila tak marah-marah lagi malah dia mengajak kami duduk dikursi yang ada di bawah rumahnya, lalu bertanya, benar Labaco, kamu mau menikahinya," tanya tante Nabila dengan nada senduh

Aku melihat Labaco terdiam kemudian sambil menarik nafas panjang dan kemudian menjelaskan kembali maksudnya itu kenapa ingin menikahi Rindu. Usai mendegar cerita putra satu-satunya itu, Tante Nabila manggut manggut seakan akan mengerti  dan mau menerima alasan yang telah dipaparkan Labaco.

Seketika sang ibunda memegang pundak putranya sambil berkata, "Bunda merestui kalian berdua. Bunda mengerti alasanmu nak dan bunda bangga denganmu. Kamu ingin melindungi Rindu dan bersedia menjadi ayah bagi anak anaknya, itu adalah niat yang mulia, ucap tante Nabila sambil melanjutkan menyirami bunganya.
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bunda, Izinkan Aku Menikahi Janda

Trending Now