SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Mengenal Kampung Lamaccongi Dibalik Cerita Mistik dan Penghasil Kakao

Berita Wajo Terkini
Jumat, 16 Oktober 2015 | 10.06.00 WIB Last Updated 2015-10-16T02:06:00Z
Pembukaan ritual Mappadendang warga Lamaccongi


WAJOTERKINI.COM --- Dusun Lamaccongi merupakan salah satu perkampungan tradisional di Desa Arajang, Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo yang sebahagian wilayahnya dikelilingi oleh anak sungai dan hamparan lahan persawahan serta tanah perkebunan bermasa depan cerah.

Dusun Lamacongi terletak di sebelah timur Kecamatan Gilireng yang di huni sekira 274 kepala keluarga. Namun untuk sampai di kampung tersebut anda harus berjuang melewati kerikil dan tanjakan dengan jarak tempuh 2 jam waktu normal perjalan dari kota sengkang, sekira 30 menit dari ibu kota Kecamatan Gilireng.

Berbagai jenis varietas tanaman pertanian yang tumbuh subur ditengah iklim cuaca dan kultur tanah perkampungan yang subur. Komoditas tanaman  sejenis Kakao, sawit, pisang, jambu, padi dan tanaman palawija seperti kacang-kacangan menjadi tumpuan dan harapan kehidupan bagi kebanyakan warga masyarakat setempat.

Di Dusun Lamaccongi begitu banyak selipan potensi wisata yang unik dan menarik serta sangat berpeluang ditumbuhkembangkan sebagai sumber penghasilan asli daerah maupun penghasilan asli desa (PAD Red). Lamaccongi menyuguhkan begitu banyak pesona alam mulai dari keberadaan danau dan air terjun dengan gaya staliktitnya yang unik sampai tradisi adat-istiadat masyarakat kampung Lamaccongi yang mencerminkan simbol kehidupan religius masyarakat nya.

Indahnya panorama alam tersebut mulai tersaji disaat kita melewati kampung Bencenge, Desa Arajang. Pasalnya selain pengunungan, di daerah tersebut juga terdapat air terjun serta telaga yang menawarkan sejuta keindahan hingga rasa lelah anda akan hilang seketika.

Warga Lamacongi masih cukup kental akan adat budayanya, mereka memiliki rutinitas pesta panen adat yang setiap tahun masyarakat setempat rayakan. Pesta adat budaya itu sendiri merupakan suatu pesta syukuran kepada sang maha pencipta atas keberhasilan panen kakao, padi dan tanaman palawija yang hampir tiap tahunnya melimpah ruah.

Ritual dimulai dengan mendatangi sebuah telaga yang tidak jauh dari pemukiman warga, konong menurut warga setempat telaga yang luasnya sekira 100 x 150 meter persegi atau kurang lebih satu hektare itu memiliki cerita mistik. Cerita warga setempat, danau yang dikenal dengan nama Galempong Sawae itu tidak perna kering meski kemarau panjang yang melanda Kabupaten Wajo.

"Danau yang dikenal warga setempat dengan danau Galempong Sawae memiliki cerita mistik di balik keberadaannya," ungkap Kepala Dusun Lamacongi, Manne.

Danau Galepong Sawae ternyata dihuni oleh sejumlah buaya. Awalnya, warga melihat seseorang berjalan menuju kearah danau, pada saat itu ia mengira seseorang tersebut hendak mengambil air wudhu atau untuk perluan lain, sesaat kemudian tiba-tiba orang itu menghilang begitu saja dari pandangannya, karna dihantui rasa penasaran ia mendekat kearah danau, kaget bukan kepalang, Manne melihat seekor buaya yang melambaikan tangan kearah nya.

"Waktu itu menjelang magrib sekitar beberapa tahun yang lalu, sayalihat seekor buaya melambai- melambai kearah saya. Percaya atau tidak itulah yang saya liat."kata Manne

Mulai saat itu buaya yang menghuni Telaga Galempong Sawae dekat dengan warga setempat bahkan warga sudah pernah ada yang mengendong buaya tersebut, sehingga ritual ditelaga tersebut merupakan bagian dari pesta panen adat warga Maccongi yang dilanjutkan dengan acara Mappadendang dimalam hari.

Konon buaya-buaya penghuni telaga itu sering menampakkan diri, bahkan mereka senang jika warga berdatangan dan itu ditunjukkan dengan cara bergantian melompat diatas permukaan air seolah menyambut kedatangan warga.

Ritual Mappadendang warga Lamaccongi

Setelah ritual di danau Galempong sawae, dilanjutkkan dengan ritual Mappadendang ditengah perkampungan Lamacongi. ritual Mappadendang itu sendiri merupakan suatu pesta yang diadakan dalam rangka besar-besaran. Yakni acara penumbukan gabah pada lesung dengan tongkat besar sebagai penumbuknya.

Sekedar diketahui, Dusun Lamaccongi, Desa Arajang, Kecamatan Gilireng merupakan daerah yang memiliki potensi dari sektor persawahan dan perkebunan yang cukup besar, menurut warga setempat Lamaccongi merupakan salah satu daerah penghasil kakao terbesar di kabupaten Wajo, saat ini Desa Arajang itu sendiri dipimpin oleh Bapak Jumadi Kadere.(wt-ibe)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mengenal Kampung Lamaccongi Dibalik Cerita Mistik dan Penghasil Kakao

Trending Now