
WAJOTERKINI.COM --- Penderita Demam Berdarah Dengue
(DBD) semakin meningkat di Bumi Lamaddukelleng, bukan hanya mereka yang
terlihat mendapat perawatan medis bahkan diantara mereka sudah ada yang
meninggal dunia akibat terserang demam yang tinggi. Ironisnya, sejauh
ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo belum melakukan upaya menekan
meluasnya penyakit mematikan tersebut.
"Jadi ini sudah sangat meresahkan masyarakat jika tidak mendapat penanganan yang serius dari pemerintah maka semakin banyak korban, menimal pemerintah harus melakukan yang namanya fogging," ungkap salah seorang warga Kecamatan Tempe. Haji
Menurutnya, khusus di ibukota Kabupaten Wajo terdapat sejumlah titik yang seharusnya sudah mendapatkan fogging, diantaranya sekitar Pasar Sentral Sengkang. Namun, sejauh ini Pemerintah belum melakukan antisipasi meluasnya penyakit yang ditularkan nyamuk tersebut.
"Tentu ini menjadi kekuatiran bagi kami, seperti yang kita ketahui sudah puluhan penderita yang masuk rumah sakit terlebih sudah ada korban jiwa. Kenapa Pemerintah kita belum melakukan antisipasi menekan angka kematian akibat DBD, utamanya di Pasar Sentral sekeliling ini, minimal ada upaya lah," ungkapnya
Sementara Muis berharap meninggalnya Khusnul Fatimah bocah berusia 5 tahun warga asal jalan Jawa Sengkang baru-baru ini merupakan korban yang terakhir penderita penyakit DBD di Bumi Lamadukelleng. Kami mendesak pemerintah melakukan penyemprotan.
"Jadi ini sudah sangat meresahkan masyarakat jika tidak mendapat penanganan yang serius dari pemerintah maka semakin banyak korban, menimal pemerintah harus melakukan yang namanya fogging," ungkap salah seorang warga Kecamatan Tempe. Haji
Menurutnya, khusus di ibukota Kabupaten Wajo terdapat sejumlah titik yang seharusnya sudah mendapatkan fogging, diantaranya sekitar Pasar Sentral Sengkang. Namun, sejauh ini Pemerintah belum melakukan antisipasi meluasnya penyakit yang ditularkan nyamuk tersebut.
"Tentu ini menjadi kekuatiran bagi kami, seperti yang kita ketahui sudah puluhan penderita yang masuk rumah sakit terlebih sudah ada korban jiwa. Kenapa Pemerintah kita belum melakukan antisipasi menekan angka kematian akibat DBD, utamanya di Pasar Sentral sekeliling ini, minimal ada upaya lah," ungkapnya
Sementara Muis berharap meninggalnya Khusnul Fatimah bocah berusia 5 tahun warga asal jalan Jawa Sengkang baru-baru ini merupakan korban yang terakhir penderita penyakit DBD di Bumi Lamadukelleng. Kami mendesak pemerintah melakukan penyemprotan.
"Khusnul
sempat mendapatkan perawatan medis di RSUD lamaddukkelleng Sengkang
selama 4 hari, namun tuhan berkata lain, korban jiwa sudah ada
pemerintah harus melakukan upaya antisipasi penyebaran virus ini,"
ungkapMuis.(wr-chal).
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia