WAJOTERKINI.COM --- Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sulsel, Rabu 19 Agustus 2015 memeriksa sedikitnya 160 saksi. Mereka yang diperiksa kelompok tani, bendahara, penyuluh, dan kepala desa.
Kajari Sengkang, Transiswara Adhi mengatakan, pemeriksaan ini untuk membuktikan apakah ada kerugian negara dan berapa kerugian. Namun, hasilnya belum bisa membocorkannya."Hasilnya belum bisa kami bocorkan,"ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Negeri (Kejari) Sengkang menetapkan dua tersangka kasus korupsi proyek Pengembangan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai di Kecamatan Keera. Yakni Kepala Balai Penyuluh Kecamatan Keera, Baharuddin, dan Ketua Gabungan Kelompok Tani Kecamatan Keera, Ondong.
Keduanya ditetapkan sebagai tersangka setelah terbukti melakukan pemotongan bantuan PTT pada 50 kelompok tani. Adapun jumlah dana yang dipotong setiap kelompok tani bervariasi sekira Rp5 juta, Rp10 juta, hingga Rp15 juta.
Total dana yang diduga digelapkan kedua tersangka mencapai kurang lebih Rp700 juta dari total bantuan Rp1,5 miliar. Proyek PTT sendiri adalah bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah pusat tahun 2013 lalu.
Modus operandinya, setelah kelompok tani menarik dananya, kedua tersangka lalu mendatangi ketua kelompok tani dan meminta sebagian uang dengan dalih untuk pembelian bibit kedelai, pupuk, dan racun. Namun, hingga sekarang barang tersebut tidak diterima kelompok tani.(wt-chiwang)
Kajari Sengkang, Transiswara Adhi mengatakan, pemeriksaan ini untuk membuktikan apakah ada kerugian negara dan berapa kerugian. Namun, hasilnya belum bisa membocorkannya."Hasilnya belum bisa kami bocorkan,"ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Negeri (Kejari) Sengkang menetapkan dua tersangka kasus korupsi proyek Pengembangan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai di Kecamatan Keera. Yakni Kepala Balai Penyuluh Kecamatan Keera, Baharuddin, dan Ketua Gabungan Kelompok Tani Kecamatan Keera, Ondong.
Keduanya ditetapkan sebagai tersangka setelah terbukti melakukan pemotongan bantuan PTT pada 50 kelompok tani. Adapun jumlah dana yang dipotong setiap kelompok tani bervariasi sekira Rp5 juta, Rp10 juta, hingga Rp15 juta.
Total dana yang diduga digelapkan kedua tersangka mencapai kurang lebih Rp700 juta dari total bantuan Rp1,5 miliar. Proyek PTT sendiri adalah bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah pusat tahun 2013 lalu.
Modus operandinya, setelah kelompok tani menarik dananya, kedua tersangka lalu mendatangi ketua kelompok tani dan meminta sebagian uang dengan dalih untuk pembelian bibit kedelai, pupuk, dan racun. Namun, hingga sekarang barang tersebut tidak diterima kelompok tani.(wt-chiwang)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
