![]() |
| Ilustrasi gantung diri |
WAJOTERKINI.COM --- Menaggapi kematian salah satu tahanan di Mapolsek Sajoanging yang ditemukan tewas gantung diri Rabu 1 Juli 2015 , masyarakat di Desa Sakkoli malah mengira itu bentuk penyesalan korban atas perbuatannya.
"Saya pikir itu hanya bagian dari penyesalan, rasa tersiksa sendiri karena perbuatannya yang telah diduga memperkosa istri orang," pungkas Senna.
(Tabe bacaki juga ini: Tersangka Cabul Gantung Diri Di Sel Tahanan Mapolsek Sajoanging)
Sebagian warga Desa Sakkoli juga menganggap itu perbuatan konyol yang dilakukan korban untuk menebus penyesalannya sehingga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
"Saya sangat menyayangkan kok bisa gantung diri pake sarung bali padahal kan tahanan gak diperbolehkan bawa sarung masuk dalam sel," cetus warga lainnya.
Sementara Ketua lembaga bantuan hukum (LBH) Bhakti Keadilan, Bakri Remmang menyesalkan lemahnya pengawasan aparat kepolisian karena meloloskan tahanan membawa sarung ke dalam sel.
"Ini juga bentuk kelalaian petugas dan kelalaian pelaku sendiri tapi kita tidak bisa menghakimi seseorang tanpa bukti, semua diserahkan saja dan mari mempercayakan ke petugas untuk mengusut penyebabnya," ucap Bakri Remmang
Sebelumnya Kapolres Wajo AKBP M Guntur, menilai kematian Ambo Makka (44 tahun) warga Desa Sakkoli, Kecamatan Sajoanging di sel tahanan Mapolsek Sajoanging murni aksi bunuh diri."Dari hasil visum dokter sangat jelas tanda-tanda orang bunuh diri, jadi tidak ada kekerasan yang di lakukan siapapun," katanya.(wt-chal)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia


