WAJOTERKINI.COM --- Jika banjir melanda suatu daerah kekahwatiran pun menghinggapi warga. Berbeda halnya, di cempae Desa Pallawarukka, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, justru menjadi berkah bagi warga sekitar.
Pemandangan luapan air dari sungai walennae di badan jalan sepanjang 200 meter tersebut, sudah menjadi hal yang dinanti-nanti bagi warga sekitar. Selain itu, air luapan sungai walennae merupakan berkah, karena dapat menambah penghasilan musiman bagi keberlangsungan hidup mereka.
"Sejak tahun 2011 ini kami mulai awalnya cuma menyiapkan perahu bagi pengguna jalan, karena banjir waktu itu lama jadi kami semua berinisiatif membuat jembatan yang dirakit dari drum dan kayu seperti ini. Banjir begini biasanya di bulan 6 pak,"kata warga Desa Pallawarukka, Ambo Ake.
Dari pantauan media ini, pengguna jembatan alternarif buatan warga sekitar dikenakan biaya, bagi pejalan kaki dikenakan biaya Rp5 ribu hingga Rp2 ribu rupiah, sementara bagi jasa penyeberangan roda dua mereka dikenakan biaya Rp5 ribu hingga Rp10 ribu rupiah.
"Modalnya juga besar pak, kami beli kayu Rp28 ribu per meter, tambah belanja drum sebagai pengapungnya, harganya juga berfariasi dari Rp100 ribu hingga Rp250 ribu rupiah. Tahun lalu kami malah rugi kerna penghasilannya cuman Rp3 juta per empat hari, sebelah sini punya pak tentara kalau disebelah sana punyanya pak polisi,"ungkap warga sekitar, Wa`Cenning.
Meluapnya air Sungai Walennae dapat menghambat arus lalu lintas. Menurut warga lainnya, resiko jatuhnya pengguna di jembatan rakitan mereka menjadi tanggungjawabnya."Kalau jatuh terendam kami yang ganti oli kendaraan mereka," kata Salman.
Sementara salah seorang pengguna jalan, Rony mengeluhkan terputusnya jalan poros yang menghubungkan dua daerah ini, akses Kabupaten Wajo - Bone menjadi terhambat. Menurutnya Kalau roda dua bisa melalui jalan alternatif beda dengan roda empat jika airnya tinggi maka harus mencari jalan memutar.
"Sangat menyebalkan, selain macet ini juga menghambat karena terkadang kendaraan kita macet dimasuki air, kecuali mau gunakan jembatan buatan warga, sayang uang atau kendaraanta he he,"sembari berlalu meninggalkan awak media bak seorang pejabat.(wt-chal).
![]() |
Suasana jembatan penyeberangan alternatif buatan warga sekitar |
"Sejak tahun 2011 ini kami mulai awalnya cuma menyiapkan perahu bagi pengguna jalan, karena banjir waktu itu lama jadi kami semua berinisiatif membuat jembatan yang dirakit dari drum dan kayu seperti ini. Banjir begini biasanya di bulan 6 pak,"kata warga Desa Pallawarukka, Ambo Ake.
Dari pantauan media ini, pengguna jembatan alternarif buatan warga sekitar dikenakan biaya, bagi pejalan kaki dikenakan biaya Rp5 ribu hingga Rp2 ribu rupiah, sementara bagi jasa penyeberangan roda dua mereka dikenakan biaya Rp5 ribu hingga Rp10 ribu rupiah.
"Modalnya juga besar pak, kami beli kayu Rp28 ribu per meter, tambah belanja drum sebagai pengapungnya, harganya juga berfariasi dari Rp100 ribu hingga Rp250 ribu rupiah. Tahun lalu kami malah rugi kerna penghasilannya cuman Rp3 juta per empat hari, sebelah sini punya pak tentara kalau disebelah sana punyanya pak polisi,"ungkap warga sekitar, Wa`Cenning.
Meluapnya air Sungai Walennae dapat menghambat arus lalu lintas. Menurut warga lainnya, resiko jatuhnya pengguna di jembatan rakitan mereka menjadi tanggungjawabnya."Kalau jatuh terendam kami yang ganti oli kendaraan mereka," kata Salman.
Sementara salah seorang pengguna jalan, Rony mengeluhkan terputusnya jalan poros yang menghubungkan dua daerah ini, akses Kabupaten Wajo - Bone menjadi terhambat. Menurutnya Kalau roda dua bisa melalui jalan alternatif beda dengan roda empat jika airnya tinggi maka harus mencari jalan memutar.
"Sangat menyebalkan, selain macet ini juga menghambat karena terkadang kendaraan kita macet dimasuki air, kecuali mau gunakan jembatan buatan warga, sayang uang atau kendaraanta he he,"sembari berlalu meninggalkan awak media bak seorang pejabat.(wt-chal).
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia