![]() |
Yasser Arafat, S.Pd. (SMA Negeri 1 Maniangpajo - Wajo) |
WAJOTERKINI.COM --- Sebanyak 100 Guru Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komuniasi (TIK) SMA Se-Indonesia mengikuti Bimbingan Teknis Pengembangan IT Bagi Guru SMA yang dilaksanakan oleh Direktur Pembinaan PTK Dikmen, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Goodway Hotel, Jalan Nusa Dua Bali, 2 ssampai dengan 5 Juni 2015 yang lalu.
Keseratus guru tersebut adalah utusan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Indonesia berdasarkan keputusan Direktur Pembinaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9059/D5.2/KP/2015.
Selama 4 hari – 3 malam mereka dilatih dalam hal pemanfaatan IT, pengembangan pembelajaran berbasis TIK, Pengembangan bahan ajar berbasis TIK, multimedia pembelajaran, Learning Management System, dan Pembelajaran Social Mobil Learning.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Badung Provinsi Bali, I Ketut Widiastika, MM yang berkesempatan membuka kegiatan tersebut mengungkapkan, bahwa terpilihnya seratus guru TIK tersebut, adalah bukti nyata bahwa pemerintah sangat memperhatikan profesi guru.
Sementara itu, Kepala Seksi Perencanaan Kebutuhan dan Kalifikasi PTK SMA Direktorat PPTK DikmenKemendikbud, Dra.NaniParhana,MM. mengungkapkan bahwa semestinya Bimtek ini dilaksanakan beberapa angkatan, tapi karena ada efesiensi anggaran 45% dari Pemerintah, sehingga hanya 100 orang yang diundang se-Indonesia.
Selain bertujuan agar semua Guru SMA harus mampu melaksanakan pembelajaran IT, Sekolah yang gurunya mengikuti Bimtek ini akan diberikan block grant sebesar Rp. 30.000.000,- (TigaPuluhJuta Rupiah)agar digunakan untuk mendesimenasikan materi pengembangan IT kepada Guru SMA di Kota/Kabupaten masing-masing.
Dari 100 orang yang mendapat undangan langsung dari Direktorat PPTK Pendidikan Menengah Kemendikbud RI, terdapat 6 Guru dari Provinsi Sulawesi Selatan yang diundangyaitu: Suprianto, S.Pd. (SMA Negeri 1 Liliriaja – Soppeng); Muhammad Risal, S.Pd., M.Si. (SMA Negeri 3 Lau – Maros); Nurahman Aksad (SMA Negeri 1 Bungoro – Pangkep); Husni Mubarak, S.Kom. (SMA Negeri 1 Parepare); Yasser Arafat, S.Pd. (SMA Negeri 1 Maniangpajo - Wajo); dan Arfiani (SMA Negeri 1 Lilirilau– Soppeng).
Selain 100 peserta, bimtek ini juga melibatkan beberapa narasumber diantaranya Dra. Maria Widiani, M.A. (Kasubdit PTK SMA Direktur Pembinaan PTK Dikmen Kemendikbud RI); DR. Rusman, M.Pd. (Dosen Universitas Pendidikan Indonesia); DR. Lantip Dian Prayogo, M.Pd. (Dosen Universitas Negeri Yogyakarta); Drs. Rakhmad, S.Pd. (Guru SMAN 1 Jakarta); Firman Oktora, S.Si., M.Pd. (Guru SMAN 1 Purwakarta); ImronRosadi, S.T. (Guru SMAN 1 Ngimbang – Lamongan); dan Deva Rachman (Intel).
Dra, Maria Widiani, M.A. dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa kedepan, pekerjaan guru adalah lebih berat karena optimalisasi distribusi. Menurutnya, distribusi guru yang tidak merata adalah sebuah permasalahan guru saat ini.
Sehingga diperlukan sesegera mungkin bagi setiap Kabupaten/Kota melakukan pemerataan guru.“Jika masih ditemukan GTT di Sekolah Negeri, berarti ada yang tidak beres pada daerah,” ungkapnya.
Lanjut Maria, olehnya itu semua guru harus mengajar minimal 24 jam perminggu. Selain itu, Guru juga diharapkan bergabung pada tim guru lintas mata pelajaran sebagai mentor dalam membina peserta didik dalam penelitian ilmiah di bidang STEM (Science, Technoology, Engineering, and Mathmematics) untuk mengikuti LKIR dan OPSI.
Sehingga Maria mengharapkan komitmen keseratus guru yang dilatih pada kegiatan tersebut, untuk berbagi ilmu kepada guru yang tidak mendapatkan kesempatan diundang pada kegiatan ini.“Tularkan ilmu Bapak/Ibu kepada mereka yang tidak hadir. Pergunakan dana blockg grant desiminiasi Pengembangan IT dengan baik,” Harapnya.
Keseratus guru tersebut adalah utusan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Indonesia berdasarkan keputusan Direktur Pembinaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9059/D5.2/KP/2015.
Selama 4 hari – 3 malam mereka dilatih dalam hal pemanfaatan IT, pengembangan pembelajaran berbasis TIK, Pengembangan bahan ajar berbasis TIK, multimedia pembelajaran, Learning Management System, dan Pembelajaran Social Mobil Learning.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Badung Provinsi Bali, I Ketut Widiastika, MM yang berkesempatan membuka kegiatan tersebut mengungkapkan, bahwa terpilihnya seratus guru TIK tersebut, adalah bukti nyata bahwa pemerintah sangat memperhatikan profesi guru.
Sementara itu, Kepala Seksi Perencanaan Kebutuhan dan Kalifikasi PTK SMA Direktorat PPTK DikmenKemendikbud, Dra.NaniParhana,MM. mengungkapkan bahwa semestinya Bimtek ini dilaksanakan beberapa angkatan, tapi karena ada efesiensi anggaran 45% dari Pemerintah, sehingga hanya 100 orang yang diundang se-Indonesia.
Selain bertujuan agar semua Guru SMA harus mampu melaksanakan pembelajaran IT, Sekolah yang gurunya mengikuti Bimtek ini akan diberikan block grant sebesar Rp. 30.000.000,- (TigaPuluhJuta Rupiah)agar digunakan untuk mendesimenasikan materi pengembangan IT kepada Guru SMA di Kota/Kabupaten masing-masing.
Dari 100 orang yang mendapat undangan langsung dari Direktorat PPTK Pendidikan Menengah Kemendikbud RI, terdapat 6 Guru dari Provinsi Sulawesi Selatan yang diundangyaitu: Suprianto, S.Pd. (SMA Negeri 1 Liliriaja – Soppeng); Muhammad Risal, S.Pd., M.Si. (SMA Negeri 3 Lau – Maros); Nurahman Aksad (SMA Negeri 1 Bungoro – Pangkep); Husni Mubarak, S.Kom. (SMA Negeri 1 Parepare); Yasser Arafat, S.Pd. (SMA Negeri 1 Maniangpajo - Wajo); dan Arfiani (SMA Negeri 1 Lilirilau– Soppeng).
Selain 100 peserta, bimtek ini juga melibatkan beberapa narasumber diantaranya Dra. Maria Widiani, M.A. (Kasubdit PTK SMA Direktur Pembinaan PTK Dikmen Kemendikbud RI); DR. Rusman, M.Pd. (Dosen Universitas Pendidikan Indonesia); DR. Lantip Dian Prayogo, M.Pd. (Dosen Universitas Negeri Yogyakarta); Drs. Rakhmad, S.Pd. (Guru SMAN 1 Jakarta); Firman Oktora, S.Si., M.Pd. (Guru SMAN 1 Purwakarta); ImronRosadi, S.T. (Guru SMAN 1 Ngimbang – Lamongan); dan Deva Rachman (Intel).
Dra, Maria Widiani, M.A. dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa kedepan, pekerjaan guru adalah lebih berat karena optimalisasi distribusi. Menurutnya, distribusi guru yang tidak merata adalah sebuah permasalahan guru saat ini.
Sehingga diperlukan sesegera mungkin bagi setiap Kabupaten/Kota melakukan pemerataan guru.“Jika masih ditemukan GTT di Sekolah Negeri, berarti ada yang tidak beres pada daerah,” ungkapnya.
Lanjut Maria, olehnya itu semua guru harus mengajar minimal 24 jam perminggu. Selain itu, Guru juga diharapkan bergabung pada tim guru lintas mata pelajaran sebagai mentor dalam membina peserta didik dalam penelitian ilmiah di bidang STEM (Science, Technoology, Engineering, and Mathmematics) untuk mengikuti LKIR dan OPSI.
Sehingga Maria mengharapkan komitmen keseratus guru yang dilatih pada kegiatan tersebut, untuk berbagi ilmu kepada guru yang tidak mendapatkan kesempatan diundang pada kegiatan ini.“Tularkan ilmu Bapak/Ibu kepada mereka yang tidak hadir. Pergunakan dana blockg grant desiminiasi Pengembangan IT dengan baik,” Harapnya.
(Yasser Arafat)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia