Kondisi ini membuat ayah empat anak ini tidak lagi bisa bekerja di luar rumah. Ia harus tinggal di rumah menjaga anak-anaknya. Melakoni dua peran yakni sebagai ayah dan ibu membuatnya semakin susah. Penghasilan semakin tidak jelas. Sebelum istrinya pergi, ia bekerja sebagai buru tani. Tugasnya menyemprot hama tanaman petani dengan upah Rp. 60.000/hari.
"Sekarang saya hanya dirumah saja menjaga anak-anak, istri saya pergi, dia tidak mau kembali lagi." tuturnya.
Faktor ekonomi menjadi pemicu perpisahan keduanya. Menurut keterangan warga sekitar Sidu bekerja sebagai buru tani dengan penghasilan jauh dari kata cukup untuk menghidupi istri dan keempat anaknya. Ia tidak memiliki harta, mereka hanya menumpang di rumah Lamma.
"Dia kerjanya membantu petani menyemprot hama, gaji hanya Rp60 ribu sehari, mana cukup, mungkin dia tidak tahan hidup miskin makanya dia tinggalkan suaminya," ungkap tetangganya Suri.
Kini Sidu dan empat anaknya hidup dari belas kasih tetangga. Meski demikian Sidu masih berharap istrinya kembali ke rumah dan ia bisa segera bekerja lagi untuk menghidupi kelurganya.
"Saya masih berharap istri saya kembali. Tidak ada jaga anak-anak bagaimana saya pergi kerja. Saya juga tidak bisa di rumah saja terus, saya harus mencari uang," tuturnya kembali.(wt-rf)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia