![]() |
Adik-adik Wahyuni duduk di tangga rumahnya |
Wahyuni kini tinggal bersama ketiga adiknya yakni,Nurfadillah (11 tahun), Jumardi (5 tahun), dan Asrina (2 tahun), setelah ibunya meninggal dunia. Mereka hidup dari belas kasihan tetangganya.
Anak dari pasangan Rusdi/ Alm. Tansi ini. Wahyuni yang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus membanting tulang tak kenal lelah bekerja sebagai kuli tani ke warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
Kata tetangga Wahyuni, ia bekerja sebagai kuli tani diperkebunan warga sekitar, dan musim panen ini ia disibukkan dengan aktifitas kuli tani, ia bekerja sebagai pemetik jagung, lombok, dan kacang ijo. Wahyuni biasa di upah sekira Rp. 2 ribu per kilonya.
Sejak ibu Tansi meninggal dunia Rusdi terlunta-lunta, dan jarang pulang ke rumah, kata anak-anaknya ia juga bekerja serabutan tak jelas pengahasilannya pulang sebulan sekali. Wahyuni tidak lagi menikmati masa anak-anaknya, bermain seperti anak-anak seusianya. Karena ia harus berperan ganda sebagai kakak dan ibu dari adik-adiknya. Bahkan menjadi ayah buat mereka.
Dari cerita singkat ini, apakah masih ada rasa iba warga wajo yang kini hidupnya nyaman atau masih adakah pengusaha yang dermawan di Bumi Lamaddukelleng, bukan hanya menjadikan mereka jualan politiknya jelang Pemilihan Legislatif, Gubernur, Bupati, dan Presiden semata.? (wt-chal)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia