WAJOTERKINI.COM --- Banjir yang merendam poros Bone-Wajo tepatnya di Cempa Desa Pallawarukka, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, telah menjadikan warga sekitar pengusaha dadakan.
Masyarakat sekitar menganggap banjir yang kerap terjadi di jalan tersebut mengandung mistis dan membawa rejeki buat penghidupan mereka.
Pasalnya, air yang menggenangi jalan sejak tahun 2002 dan terjadi setiap tahun antara bulan 4 hingga bulan 7 menjadikan mereka pengusaha dadakan.
"Anehnya, jalan ini selalu saja soddo (amblas), baru kerendahannya hanya segitu dan tidak pernah jauh kebawah lagi bahkan sudah dua kali pemerintah timbun tapi tetap Soddo,"kata Ambo Tang, warga sekitar.
Lanjut Ambo, jika tak ingin terhambat, pengendara dapat melalui jembatan darurat yang sudah dibuat warga dengan mengeluarkan biaya Rp5 ribu bagi pejalan kaki dan Rp10 ribu rupiah bagi pengguna roda dua.
"Itu buat pengganti biaya pembuatan jembatan darurat yang dibuat warga, jalur lain ada, bisa lewat Solo tembus Sengkang bisa juga Pompanua tembus Salonro Soppeng, sementara roda empat bisa lewat kalau berani,"katanya.
Tiap kali air sungai Walanae meluap, Warga sekitar berbondong-bondong membuat rakit menggunakan papan beralas drum yang secara otomatis terapung dan tidak bakal tenggelam.
Antrian panjang kendaraan terus terjadi di dua arah jalan protokol Kabupaten Bone dengan Kabupaten Wajo itu. Kendati sistem buka tutup sudah diberlakukan untuk menghindari antrean panjang tetap terjadi hingga siang ini.(wt-chal)
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia