WAJOTERKINI.COM -- Kapolres Wajo, AKBP Muh Guntur langsung mengunjungi keluarga Anak Buah Kapal (ABK) Pandu Brahma 12 yang disandera militan Abu Sayyaf di perairan Filipina sejak 26 Maret 2016 lalu.
Didampingi Kapolsek Pitumpanua, Kompol Suardi dan Lurah Benteng. Muh Guntur saat mengunjungi keluarga Mahmud di Kelurahan Benteng, Kecamatan Pitumpanua, Rabu 30/3/2016. Selain itu, pihak Polres juga terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo terkait langkah apa yang telah dilakukan sebagai upaya pembebasan.
Kapolsek Pitumpanua, Kompol Suardi mengatakan, pihaknya terus mendorong keluarga korban yang berada di wilayahnya agar senantiasa berdoa agar kondisi sandera sehat dan cepat dibebaskan.
"Sudah kita menghimbau Pak Lurah agar melakukan zikir bersama warganya di setiap masjid yang ada di wilayah saya untuk mendoakan supaya korban selamat dan cepat di bebaskan,"tuturnya.
Mahmud merupakan kepala kamar ABK dan Surianto ABK kapal Brahma 12 yang ikut disandera. Selain Mahmud dan Surianto, Delapan ABK lainnya turut disandera militan Abu Sayyaf di Filipina.
"Jadi istri dua korban kapal Brahma berdomisili di Siwa Kecamatan Pitumpanua. Rahmi Riananda (Istri Mahmud) dan Andi Nadia (istri Surianto), keduanya sudah kita lakukan pengecekan kebenarannya dan dikunjungi langsung bapak Kapolres Wajo,"terang Kompol Suardi.
Informasi terakhir yang diterima keluarga korban, pihak perusahaan di fasilitasi Duta Besar Indonesia di Filipina, terus bernegiosasi dengan komplotan Abu Sayyaf. Sebelumnya Abu Sayyaf meminta tebusan senilai Rp14,5 Miliar. (wt-chal)
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia