WAJOTERKINI.COM --- Musim kemarau nampaknya membuat para pengusaha pembuatan kasur di Desa Tobatang, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo lesuh. Para pengusaha umumnya mengaku sangat kesulitan mendapatkan bahan baku seperti Kapuk.
Uni salah seorang pengusaha pembuatan kasur berbahan baku kapuk di Tobatang berharap harga jual dapat meningkat. Pasalnya, mereka kesulitan mendapatkan Kapuk dimusim kemarau ini, jika sudah tidak dapat Tobatang, para pelaku usaha harus mengorder dari luar Wajo seperti ke Kabupaten Bantaeng misalnya.
"Kami kesulitan mendapatkan bahan baku, sementara harga jual kasur tidak naik, kami berharap ada kenaikan nilai jual pasalnya bahan baku kami dapatkan dari jauh,"ungkap Uni, Senin (30/11).
Desa Tobatang dikenal sebagai tempat produksi Kasur dan bantal berbahan Kapuk, mayoritas warga di kawasan tersebut memproduksi kasur dan bantal lalu dijual ke kota Sengkang, Sidrap, Bone bahkan ke Kolaka (Sultra).
Pengusaha lain, Selli saat ditemui di kediamannya di desa Tobatang mengaku sudah melakukan aktifitas produksi Kasur dan Bantal berbahan Kapuk sejak 20 tahun silam, kendati demikian ia melakoni aktifitasnya penuh suka duka harus dari rumah ke rumah mencari bahan baku.
"Kami memang kesulitan di bahan baku, saya dari rumah ke rumah juga kerap mencari pemilik pohon kapuk dan perbatang pohon kapok kadang saya beli Rp100,000 per pohon dan menghasilkan kapuk lima karung. Hasilnya tiga karung dapat menghasilkan satu kasur ukuran 200 centi meter (Panjang) x 180 centimeter (Lebar),"tutur Selli. (wt-ep)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
