![]() |
Nawir menunjukkan Mesin berbahan bakar Gas |
WAJOTERKINI.COM --- Jika pada umumnya tabung gas elpiji 3 kilogram (kg) digunakan para ibu rumah tangga untuk memasak, kini giliran para kepala rumah tangga yang berprofesi sebagai petani menggunakannya di sawah ditengah kelangkaan gas bersubsidi itu.
Musim kemarau di Bumi Lamaddukelleng tahun ini mengancam petani gagal panen, ribuan hektare mulai mengering, petani sangat kesulitan mendapat pasokan air dengan terpaksa mengandalkan pompanisasi.
Petani memberanikan diri membuat trobosan baru dengan mengkonversi mesin pomba air mereka dari BBM ke Gas, pilihannya adalah gas elpiji berukuran 3 Kg. Karena dengan menggunakan gas elpiji 3 kg tersebut, petani bisa menghemat biaya operasional dibanding mereka menggunakan bahan bakar bensin.
Petani asal Kecamatan Tanasitolo ini misalnya, dengan menggunakan Gas Elpiji 3 kg, mengaku lebih menghemat dibanding menggunakan BBM jenis Premium (bensin), harga tabungan gas saat ini bervariatif mulai dari harga Rp20 sampai Rp35 ribu per tabung, selain mahal tabung bersubsidi itu juga saat ini langka.
"Satu tabung gas dapat digunakan sampai 9 jam, itu dapat mengairi hingga setengah hektare area persawahan, sedangkan ketika menggunakan bensin kita menghabiskan 5 hingga 6 liter/jam dengan kapasitas yang sama," ungkap salah seorang petani, Nawir.
Lanjut Nawir, hanya saja Gas Elpiji ukuran 3 kg untuk saat ini sulit didapatkan, berhubung sudah hampir sebulan tabung gas berukuran 3 kg langka di Wajo."Kalau bensin yang digunakan itu terlalu boros pak, harganya mencapai Rp9 ribu dipengecer. (ibe-wt)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia