![]() |
Mesjid Darussalam tampak disesaki jemaah di tahun 2012 |
WAJOTERKINI.COM --- Wajo memang dikenal dengan julukan Kota Santri karena banyak melahirkan ulamah kenamaan. Banyak mesjid yang indah berdiri di daerah ini, salah satunya berada di sebelah barat ibu kota Kabupaten Wajo tepatnya di Kecamatan Belawa "Mesjid Besar Darussalam" yang siap memberikan traveler kesejukan saat berwisata religi di sana.
Letaknya memang tidak strategis karena sekira 40 kilo meter dari pusat Kota Sengkang, membuatnya agak sulit dikunjungi wisatawan dengan kondisi jalan yang paling jelek. Wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Kabupaten Sidrap.
Uniknya, mesjid ini paling ramai di kunjungi jemaah yang mayoritas dari luar Kabupaten Wajo jika bulan suci ramadan tiba. Selain kebiasaan berbuka puasa bersama di depan mesjid sejumlah pedagang juga menjajakan dagangan berbagai pernak-pernik ramadan.
"Ada kebiasaan jemaah mesjid besar Darussalam berbuka puasa bersama bertepatan dengan hari ke-15 hingga hari akhir Ramadan menjadi tradisi unik sejak mesjid ini berdiri," ungkap Risna.
Pengurus mesjid biasanya memotong beberapa ekor sapi untuk menu buka puasa bersama. Sementara warga sekitar menyumbang berupa beras, kadang juga putra-putri Belawa yang sukses diperantauan ikut menyumbangkan sebagian resekinya.
Mesjid ini konon dibangun sejak tahun 1947 atas gagasan Anre Gurutta (Maha Guru) Kyai Haji Martan bersama masyarakat sekitar dan sejak kala itu sudah menjadi salah satu tempat wisata religi karena keindahan arsitektur yang dimiliki mesjid ini.
Mesjid berlantai dua ini memiliki lima kubah yang diapit dua menara di sisi depan dengan arsitektur penggabungan antara Arab dan Bugis. Kesan bersih dan rapi membuat jemaah betah berlama-lama di dalam mesjid ini, baik untuk melaksanakan ibadah wajib ataupun yang melakukan salat sunat hingga itikaf di waktu malam.
"Suasana didalamnya selayaknya kita berada di Mekkah al mukarramah, sejuk dan damai itu yang dapat kita rasakan,"ungkap salah seorang jemaah mesjid Darussalam, Hj Sahran.
Konon mesjid ini di bangun untuk mengingat La Sagena ditandai dengan keberadaan makam yang diyakini sebagai ibunda Syekh Tosagenae (sehe`sagena). Konon, sosok La Sagena merupakan putra asli Belawa yang memutuskan merantau ke Arab Saudi untuk menuntut ilmu dan sejak kepergiannya ke tanah suci Mekkah ia tidak pernah pulang ke Belawa. Penyebaran Islam di Belawa kemudian dilanjutkan seorang La Sanggalla.(wt-chal)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia