Pengemis drop-dropan ini kebanyakan adalah kaum perempuan dan anak-anak dibawah umur. Mereka mengaku datang dari luar Kabupaten Wajo. Dengan bermodalkan rekomundasi abal-abal sumbangan untuk salah satu panti asuhan mereka berjalan menyisir pertokoan dan warkop serta warung-warung makan yang ada di Kota Sengkang.
"Tadi Kami di drop di lampu merah bersama 17 orang teman," aku Marling, pengemis yang masih berusia belia, Senin 16 Maret 2015.
Kasma Pemilik salah satu warung kopi di jl H.A.Ninnong Sengkang mengaku, sudah terbiasa dengan kedatangan para pengemis. Mereka telah mempersiapkan uang receh dalam jumlah banyak untuk kaum duafa tersebut.
"Mereka sering kemari,Ini sudah 5 orang pengemis yang datang,kami sudah siapkan uang receh,"jelas Kasma.
Keberadaan pengemis ini sebenarnya menuai keresahan dari masyarakat. Namun, selama ini pemerintah dalam hal ini dinas terkait, seperti dinas sosial dan satuan polisi pamong praja tidak pernah melakukan penindakan.(wt-mus).
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia