![]() |
Asrijal ditemukan tewas mengapung di sungai |
Baharuddin mengisahkan, sejak Asrijal dilahirkan di Malaysia 17 tahun silam, ibunya kerap sakit-sakitan, ayah Asrijal (Salman) kemudian berinisiatif memulangkan Asrijal beserta Ibunya ke kampung halamannya di Malimongeng Desa Lapaukke, Kecamatan Pammana.
Asrijal balita bersama ibunya kemudian ditinggal Salman, kembali ke Malaysia dan tidak pernah kembali hingga saat ini Asrijal beranjak dewasa. Belakangan diketahui, tambah Baharuddin, Ayah Asrijal sudah sukses diperantauan, bahkan sudah berstatus Hajji. Diduga berita itulah yang membuat Asrijal sakit hati dan mengakibatkan dirinya depresi.
Meluahkan kesalnya, Asrijal sempat belajar ilmu kanuragan dan tapak suci dengan maksud ingin membalas dendam kepada ayahnya yang tega membuangnya. Akibatnya Asrijal malah depresi dan diketahui pernah mengalami kelainan jiwa bahkan keluarga sempat memasungnya karena dikawatirkan mengganggu masyarakat sekitar.
Yang paling menghawatirkan keluarga saat itu, Asrijal kerap meloncat dari ketinggian, hal itu dibuktikannya beberapa kali ditemukan meloncat dari rumah panggung. Kata Baharuddin keluarga sempat mengobati Asrijal hingga dinyatakan sehat kembali dan bisa beraktifitas. Namun Asrijal tidak sepenuhnya sembuh karena penyakitnya kerap kambuh sampai diketahui tercebur ke sungai Walennae dan ditemukan mengapung oleh warga di Desa Tadangpalie.(wt-elli).
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia