![]() |
Ilustrasi pemantauan Awan Cumulonimbus |
Sebab, hujan lebat dengan intensitas 50mm perjam yang akan terjadi di langit setiap hari selama Januari di berbagai wilayah Sulsel. Intensitas hujan 50mm perjam berpotensi menciptakan awan Cumulonimbus. Awan yang diduga menjadi faktor jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 enam hari yang lalu.
"Dengan intensitas 50 mm per jam maka pasti akan tercipta awan Cumulonimbus yang ditandai dengan kilat dan guntur pada siang hari, dan kilatan cahaya pada malam hari, ini terjadi di sepanjang wilayah barat dan selatan Sulsel,"ungkap Andi Cahyadi.
Selain hujan lebat yang bakal mengurangi jarak pandang pilot, Awan Cumulonimbus sangat berbahaya untuk terbang, dan awan yang berkumpul di langit SulSel ini sangat berpotensi berubah cepat.
"Awan Cumulonimbus ini bisa saja terbentuk di berbagai area di langit kapan saja, tapi kita bisa awasi pertumbuhannya dan tentu ini akan sangat berbahaya jika pesawat menembus awan ini,"ungkapnya.(wt-tribun).
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia