Wajoterkini.com - Bupati Wajo A Burhanuddin Unru membebaskan retribusi bagi pedagang kaki lima di Padduppa berikut para pedagang di pasar sentral pasca kebakaran.Menurut-nya, pembebasan retribusi selama dua tahun tersebut untuk meringankan beban masyarakat pedagang/penjual.
Dikatakan, pembebasan retribusi adalah sikap pemerintah dalam menyeimbangkan kondisi perekonomian masyarakat baik yang baru memulai usaha maupun yang baru terkena musibah. Meski demikian, retribusi tetap diberlakukan kembali setelah usaha pedagang kembali membaik.
“Kita bebaskan pembayaran retribusi bagi pedagang kaki lima ini dan pedagang pasar selama dua tahun, nanti setelah membaik,barulah retribusi tersebut kami berlakukan kembali,” ungkap-nya usai menyerahkan gerobak kaki lima kepada 50 orang penerima di Padduppa, belum lama ini.
Sejauh ini, lanjutnya, gerak ekonomi masyarakat Wajo terus mengalami pertumbuhan, hal itu dapat terlihat dari semakin terbukanya peluang usaha dan lapangan pekerjaan, pendapatan ekonomi masyarakat meningkat mencapai Rp17juta perorang pertahun dan semakin bertambahnya pendaftar Calon Jamaah Haji di Kabupaten Wajo.
“Peningkatan itu tidak tercipta dengan sendirinya tanpa sentuhan program pemerintah. Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi masyarakat adalah digelontarkannya usaha-usaha mikro,” jelas Abur.
Terkait pengembangan usaha pedagang kaki lima, pemerintah juga tengah melakukan penataan maksimal berupa bantuan sarana pendukung maupun dalam bantuan permodalan.
“Kedepan, pemerintah akan memberikan bantuan usaha kecil bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah,” pungkas Abur
Dikatakan, pembebasan retribusi adalah sikap pemerintah dalam menyeimbangkan kondisi perekonomian masyarakat baik yang baru memulai usaha maupun yang baru terkena musibah. Meski demikian, retribusi tetap diberlakukan kembali setelah usaha pedagang kembali membaik.
“Kita bebaskan pembayaran retribusi bagi pedagang kaki lima ini dan pedagang pasar selama dua tahun, nanti setelah membaik,barulah retribusi tersebut kami berlakukan kembali,” ungkap-nya usai menyerahkan gerobak kaki lima kepada 50 orang penerima di Padduppa, belum lama ini.
Sejauh ini, lanjutnya, gerak ekonomi masyarakat Wajo terus mengalami pertumbuhan, hal itu dapat terlihat dari semakin terbukanya peluang usaha dan lapangan pekerjaan, pendapatan ekonomi masyarakat meningkat mencapai Rp17juta perorang pertahun dan semakin bertambahnya pendaftar Calon Jamaah Haji di Kabupaten Wajo.
“Peningkatan itu tidak tercipta dengan sendirinya tanpa sentuhan program pemerintah. Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi masyarakat adalah digelontarkannya usaha-usaha mikro,” jelas Abur.
Terkait pengembangan usaha pedagang kaki lima, pemerintah juga tengah melakukan penataan maksimal berupa bantuan sarana pendukung maupun dalam bantuan permodalan.
“Kedepan, pemerintah akan memberikan bantuan usaha kecil bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah,” pungkas Abur
Penulis: Aci
Editor : Zaskya
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia


