Oleh:
Iwansyah
CEO
:Suara Literasi Perawat Indonesia
“Jika kita bekerja
penuh dengan rasa ikhlas karena ingin membantu pasien,
Insya allah, perawat
adalah orang pertama yang masuk surga”
WAJOTERKINI.COM - Dentuman nada Syair dari Penyair Ahmad Muharram membuat kita sadar bahwa profesi perawat adalah profesi yang mulia dan profesi yang dekat dengan pintu surga. Selama ini perawat sering di zalimi/teraniaya , dideskriminasi, ditindas, dan dianggap rendah. segala tindakan yang dilakukan perawat selalu dianggap salah.
Contoh baru-baru ini terjadi kejadian perawat mutia dituduh lalai dalam tugasnya padahal dilihat dari kronologis yang terjadi 100% perawat mutia tidak bersalah. Ya… lagi-lagi perawat yang disalahkan dan dizalimi. Dibalik dari itu semua akan ada hikmahnya tiada lain dan tiada bukan melainkan membuka jalan menuju surga bagi perawat yang selalu dizalimi. Semakin banyak yang menzalimi kita makan semakin besar pahala yang kita dapat, dan semakin dekat dengan gerbang menuju surga.
Apabila anda disuruh memilih antara hidup kaya terus masuk surga, sama hidup kaya tapi masuk neraka, anda pilih yang mana? Antara hidup kaya tapi masuk neraka, sama hidup miskin tapi masuk surga pilih mana? Saya yakin untuk pertanyaan pertama memilih hidup kaya terus masuk surga. Juga untuk pertanyaan kedua, saya sudah tahu jawabannya apa. Pasti memilih hidup miskin tapi masuk surga. Mengapa saya bertanya seperti itu? Karena dengan menjawab pertanyaan tersebut kita akan mendapat sebuah kesimpulan bahwa, standar kebahagiaan kita sebenarnya bukanlah nilai finansial , tetapi ridha Allah sehingga kita bisa masuk kedalam surganya Allah. Jadi orang yang memiliki banyak materi belum bisa disebut sudah sukses.
Menjadi perawat yang luar biasa dan memiliki nilai plus saja tidak cukup. Ada hal penting yang harus kita perhatikan, yaitu bagaimana caranya menjalani hidup ini agar mendapat ridha dari Allah dan bisa masuk kedalam surgaNya nanti. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menjadi perawat yang taat syariah (aturan Allah). Kita harus menjadi perawat yang menjadikan halal dan haram sebagai standar hidup.
Apabila anda disuruh memilih antara hidup kaya terus masuk surga, sama hidup kaya tapi masuk neraka, anda pilih yang mana? Antara hidup kaya tapi masuk neraka, sama hidup miskin tapi masuk surga pilih mana? Saya yakin untuk pertanyaan pertama memilih hidup kaya terus masuk surga. Juga untuk pertanyaan kedua, saya sudah tahu jawabannya apa. Pasti memilih hidup miskin tapi masuk surga. Mengapa saya bertanya seperti itu? Karena dengan menjawab pertanyaan tersebut kita akan mendapat sebuah kesimpulan bahwa, standar kebahagiaan kita sebenarnya bukanlah nilai finansial , tetapi ridha Allah sehingga kita bisa masuk kedalam surganya Allah. Jadi orang yang memiliki banyak materi belum bisa disebut sudah sukses.
Menjadi perawat yang luar biasa dan memiliki nilai plus saja tidak cukup. Ada hal penting yang harus kita perhatikan, yaitu bagaimana caranya menjalani hidup ini agar mendapat ridha dari Allah dan bisa masuk kedalam surgaNya nanti. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menjadi perawat yang taat syariah (aturan Allah). Kita harus menjadi perawat yang menjadikan halal dan haram sebagai standar hidup.
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia