WAJOTERKINI.COM --- Kabupaten Wajo ditetapkan dalam Keadaan Luar Biasa (KLB) serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) oleh Bupati Wajo HA Burhanuddin Unru beberapa waktu lalu. Dengan indikator peningkatan kasus DBD dua kali lipat dibanding kasus tahun sebelumnya di periode bulan yg sama.
Oleh karena itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, dr. Baso Rahmanuddin, menghimbau kepada setiap Puskesmas (PKM) segera melakukan kegiatan Pemberantasan Saran Nyamuk (PSN) bersama lintas sektor dan masyarakat, menggalakkan gerakan 3M, melakukan abatesisasi dan selalu mengkordinasikan kejadian DBD di wilayah kerja masing masing.
Penetapan status KLB juga ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, dr Baso Rahmanuddin baru-baru ini. Mantan Plt RSUD Lamaddukelleng itu menjelaskan, pihaknya sudah melakukan upaya untuk mencegah DBD ini, seperti meminta pihak Puskesmas se-Kabupaten Wajo segera intens melakukan upaya 3M dan melakukan fogging pada wilayah yang sudah ada penderita DBD.
Menurut, Baso Rahmanuddin, Dari 151 titik kasus sudah dilakukan penyemprotan (fogging). Untuk penyebarannya sendiri yang paling banyak kasus di Kecamatan Tempe."Kita berharap partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungannya. Karena yang paling berperan dalam mencegah DBD ini adalah masyarakat itu sendiri,"ujarnya
Menindak lanjuti hal tersebut, Pihak Puskesmas Kecamatan Gilireng yang merupakan salah satu Kecamatan dari 14 Kecamatan yang dalam lingkup Kabupaten Wajo giat melakukan sosialisasi dan penyuluhan DBD di sejumlah posyandu dan sekolah. Namun, hingga saat ini Gilireng masih terbebas dari DBD terhitung sejak bulan Januari hingga Februari belum pernah menangani penderita DBD.
"Gejalahnya sudah ada yang masuk, tapi belum ada yang positif terserang penyakit demam berdarah, Semoga saja tidak warga Gilireng yang terserang DBD, "kata Kepala Bagian program promosi kesehatan Puskesmas Gilireng, Indriani Alim.
Kendati Demikian pihak Puskesmas tak mau kecolongan. Pihaknya akan mengantisipasi mewabahnya penyakit DBD di Wilayah utara ibukota Kabupaten Wajo itu intens melakukan sosialisasi ke Posyandu dan sekolah-sekolah tentang pencegahan DBD.
"Sosialiasi di lakukan di sekolah-sekolah dan posyandu yang ada di kecamatan Gilireng. Rencananya semua sekolah akan dilakukan penyuluhan DBD. Tadi penyuluhan di Bekkae dan alhamdulillah masyarakat antusias menyimak,"kata Indri.
Ditambahkan, Untuk mencegah mewabahnya penyakit DBD, Indri mengatakan, dimulai dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M. Dijelaskannya, 3M adalah hal yang paling ampuh untuk membasmi jentik nyamuk.
"Fogging akan dilakukan pada saat sudah ada kasus positif di sejumlah wilayah, karena itu langkah membasmi nyamuk agar tidak lagi menyebarkan virus dengue yang ada pada nyamuk, jadi jentik tetap ada di penampungan, yang kami galakkan sekarang itu adalah PSN dengan 3 M +,"jelasnya.(wt-ibe)
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia