![]() |
Bripda Fitriani Amiruddin |
WAJOTERKINI.COM - Fitriani Amiruddin, salah satu dari pasukan Polisi Wanita (Polwan) berpangkat Bripda dan sedang bertugas di Satuan Lalu Lintas Unit Laka Lantas Kepolisian Resort (Polres) Wajo. Menjadi bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) bukanlah impiannya, sejak kecil ia bercita-cita menjadi seorang pengusaha yang sukses alternatifnya menjadi seorang pramugari.
Namun kendati demikian, bukanlah tanpa sebab ia mendaftarkan diri di institusi Polri. Gadis yang memiliki paras nan elok ditambahkan dengan hijab yang melekat dikepalanya menambah pesona yang memancarkan aura positifnya. Anggun kata orang-orang yang melihatnya memegang pentungan polisi lalu lintas lengkap dengan handy tolkinya ditepian jalan.
Usut punya usut. Niatnya menguat ikuti tes di Sekolah Kepolisian saat ia didatangi Pasukan Polwan semasa masih mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Atas untuk sosialisasi Berlalu lintas. "Saya langsung kepincut melihat Polwan cantik-cantik dan disegani oleh masyarakat, ikut ma sama temanku mendaftar,"kata Fitri yang mengaku gemar warna pelangi itu.
Putri ketiga dari empat bersaudara itu, adalah anak dari pasangan Amiruddin dengan Pancawati. Meski lahir di Longka 20 Februari 1996 silam namun ia mengakhiri masa kecilnya di pelosok utara wilayah Kabupaten Wajo, orang biasa menyebutnya Bumi Cakkuridie. Tepatnya di Desa Mamminasae, Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo.
Dalam benaknya, menjadi seorang Polwan akan melepaskan hijab yang dikenakan sejak masa sekolah dari SDN 47 Mamminasae, di SMP 1 Gilireng hingga menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 3 Sengkang. Sontak ia gembira, tiga bulan selepas pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja, Bali. Kapolri mengeluarkan keputusan yang mengijinkan Polwan mengenakan Jilbab yang menjadi kewajibannya sebagai umat muslim.
Fitri biasa ia disapa, mengaku tidak serius ikut tes di Kepolisian karena dalam benaknya ia lebih senang jika menjadi seorang Pramugari bahkan ia sempat diterima pendidikan di Sulawesi Flight (Sekolah Penerbangan) di waktu yang bersamaan ia juga mendapat kesempatan di Polwan. "Akhirnya saya pilih jadi Polwan. Saya heran kenapa bisa mendaftar polisi padahal saya takut sama polisi apalagi perna'ka ditilang waktu SMA," kata fitri dalam candanya.
Sebagai aparat yang bertugas di unit Lakalantas, Fitri berharap, Masyarakat Wajo tetap menjaga keselamatan dalam berkendara, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, serta melengkapi kendaraannya Sementara dalam menjalankan aktivitas yang padat menurutnya, kesehatan itu yang utama" Olahraga yang cukup,istirahat yang cukup dan menjaga pola makan,"tutupnya.(wt-ibe).
Namun kendati demikian, bukanlah tanpa sebab ia mendaftarkan diri di institusi Polri. Gadis yang memiliki paras nan elok ditambahkan dengan hijab yang melekat dikepalanya menambah pesona yang memancarkan aura positifnya. Anggun kata orang-orang yang melihatnya memegang pentungan polisi lalu lintas lengkap dengan handy tolkinya ditepian jalan.
Usut punya usut. Niatnya menguat ikuti tes di Sekolah Kepolisian saat ia didatangi Pasukan Polwan semasa masih mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Atas untuk sosialisasi Berlalu lintas. "Saya langsung kepincut melihat Polwan cantik-cantik dan disegani oleh masyarakat, ikut ma sama temanku mendaftar,"kata Fitri yang mengaku gemar warna pelangi itu.
Putri ketiga dari empat bersaudara itu, adalah anak dari pasangan Amiruddin dengan Pancawati. Meski lahir di Longka 20 Februari 1996 silam namun ia mengakhiri masa kecilnya di pelosok utara wilayah Kabupaten Wajo, orang biasa menyebutnya Bumi Cakkuridie. Tepatnya di Desa Mamminasae, Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo.
Dalam benaknya, menjadi seorang Polwan akan melepaskan hijab yang dikenakan sejak masa sekolah dari SDN 47 Mamminasae, di SMP 1 Gilireng hingga menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 3 Sengkang. Sontak ia gembira, tiga bulan selepas pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja, Bali. Kapolri mengeluarkan keputusan yang mengijinkan Polwan mengenakan Jilbab yang menjadi kewajibannya sebagai umat muslim.
Fitri biasa ia disapa, mengaku tidak serius ikut tes di Kepolisian karena dalam benaknya ia lebih senang jika menjadi seorang Pramugari bahkan ia sempat diterima pendidikan di Sulawesi Flight (Sekolah Penerbangan) di waktu yang bersamaan ia juga mendapat kesempatan di Polwan. "Akhirnya saya pilih jadi Polwan. Saya heran kenapa bisa mendaftar polisi padahal saya takut sama polisi apalagi perna'ka ditilang waktu SMA," kata fitri dalam candanya.
Sebagai aparat yang bertugas di unit Lakalantas, Fitri berharap, Masyarakat Wajo tetap menjaga keselamatan dalam berkendara, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, serta melengkapi kendaraannya Sementara dalam menjalankan aktivitas yang padat menurutnya, kesehatan itu yang utama" Olahraga yang cukup,istirahat yang cukup dan menjaga pola makan,"tutupnya.(wt-ibe).
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia