Oleh Ilham S.sos
Kader HMI Cabang Wajo
WAJOTERKINI.COM --- Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) merupakan organisasi tertua di Indonesia yang masih eksis hingga saat ini, yang telah melahirkan tokoh bangsa ini. Sebut saja Deliar Noer, Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Mahfud MD, Nurcholis Madjid, Ferry Mursyidan Baldan dan sederet tokoh intelektual lainnya. Bahkan di kabinet kerja Jokowi - JK ada sembilan menteri yang merupakan kader HMI. Maknanya HMI itu telah melahirkan pemimpin yang berkarakter dan intelektual.
Keberadaan HMI itu sendiri terus menjadi harapan bangsa, apalagi HMI sedang melaksanakan helat besarnya di Pekanbaru, Riau. Setumpuk harapan dan tantangan besar menanti HMI. Berbagai persoalan yang harus diselesaikan guna mengembalikan HMI pada khittahnya. Selaras dengan cita cita Lafran Pane sebagai penggagas lahirnya HMI itu sendiri, yakni menjalankan misi keummatan dan keindonesiaan. Yang dijabarkan dalam pasal 4 AD/ART HMI, yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Swt atau yang sering disebut Insan Cita.
Namun, misi suci itu seakan-akan hilang kendali dalam tempat berpijaknya, gugur bagaikan bunga sakura, sehingga mudah terjerembap dalam makna yang sempit organisasi. Sisi intelektual dan kepemimpinan tak lagi.menonjol, malah yang muncul "Keangkuhan diri" hal tersebut akan mengkikis citra positif yang telah melekat dalam kulit HMI itu sendiri.
Apalagi serangkain Rombongan Liar (Romli) melakukan tindakan pengrusakan fasilitas umum ditanah Melayu, negeri langcang kuning itu.
Untuk itu, terpilihnya ketua umum HMI yang baru harus menyelesaikan beragam persoalan yang menyelimuti HMI. Kalau tidak HMI akan kehilangan cengkeramannya dalam lintas sejarah bangsa dan akan kehilangan kendali dalam abad globalisasi saat ini.
Berangkat dari hal tersebut, transformasi adalah langkah penting untuk membawa HMI pada jati dirinya serta hidup dalam kebatinan yang mumpuni terhadap hambatan dan tantangan.
Pertama, meneguhkan moralitas kader. Kedua, mengembalikan HMI sebagai tempat subur lahirnya pemimpin yang berkarakter dan berintelektual. Ketiga, kontribusi pemikiran untuk bangsa ini. Keempat, menjauhkan HMI sebagai kuda tunggangan politik. Kelima, kreatif dan inovatif dalam mencari sumber dana organisasi.
Di sinilah peran HMI dalam posisi penguatan intelektual dan pembentukkan karakter bangsa. Membantuk tokoh-tokoh yang kuat dalam akhlak dan memiliki wawasan intelektual yang luas.
Sebagaimana diamanahkan Wapres Jusuf Kalla, bahwa di tengah tekanan ekonomi yang kian berat, perlu pemuda-pemuda yang kreatif, inovatif mampu bersaing dan tentunya berakhlak mulia.
Mungkin saja Nurcholish Madjid alias Cak Nur almarhum sangat sedih melihat generasi penerusnya saat ini, alhamrhum yang merupakan mantan ketua umum HMI dua periode tersebut dikenal sebagai pemberi warna intelektualitas HMI. Dan tentunya tak menginginkan warisannya akan kehilangan jejak. HMI yang cenderung berubah jadi produsen kader-kader yang sangat menonjol di lapangan politik.
“Seakan-akan semua kader ingin memimpin politik untuk bangsa dan negeri ini,” kata Wakil Presiden HM Jusuf Kalla yang juga merupakan kader HMI saat membuka kongres beberapa waktu lalu.
Teguran JK itu sangatlah patut untuk digarisbawahi. Sebab, salah satu sendi HMI adalah independensi. Kita menanti transformasi HMI, serta diharapkan mampu mengoreksi diri. Sejarah panjang dan kontribusinya pada perjuangan bangsa, perlu diperkuat lagi dengan amal intelektualitas.Yakin Usaha Sampai, bahagia HMI.
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia