![]() |
| Kondisi terkini Nurhayati Warga Desa UjungPero |
WAJOTERKINI.COM --- Di dusun Bunga Allirie, Desa Ujungpero, Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo, terdapat sebuah rumah kumuh yang jauh kata "layak huni". Di rumah itu tinggal seorang pria bernama Ambo Enre (40 tahun) bersama empat orang keluarga lainnya, masing-masing Nurhayati (50 tahun), (fati 38 tahun) dan seorang bocah (Nurul 5 tahun).
Sebelumnya Ambo Enre bekerja sebagai tukang ojek antara pasar Salojampu-Caleko, ia merupakan satu-satunya harapan keluarga saat itu. Namun kini, Ambo Enre hanya bisa duduk diam terpaku di balai-balai bambu kolom rumahnya. Pasalnya, lima tahun terakhir ini ia tak bisa lagi berbuat sesuatu karena penyakit stroke yang di deritanya.
Setelah sakit, derita Ambo Enre bertambah karena ditinggal pisah oleh sang istri, sekira tiga tahun yang lalu, kini dirinya tinggal bersama saudaranya, Fati dan Nurahayati, sungguh hidup yang sangat memperihatinkan. Ironisnya, Fati yang masih terlihat tegarpun di vonis menderita penyakit tumor, sementara Nurhayati yang sudah lanjut usia, mulai pikun diduga kondisi psikologis sudah tidak stabil lagi dan diyakini mengalami gangguan jiwa.
Ambo Enre yang menjadi tulang punggung keluarga, tak mampu lagi bekerja dan hanya bisa menggantungkan hidupnya dari belas kasihan orang lain. Untuk makanpun dirinya berharap sama tetangga. Ia berharap ada pihak yang peduli dengan nasibnya yang miskin dan ada yang mau membantu untuk kesembuhannya.
Fati pernah berkeinginan menjalani opersai untuk membantu dia mencari nafkah. Namun, lagi lagi ia terkendala dengan biaya, dengan terpaksa harus mengurungkan niatnya, untuk melanjutkan operasi itu." Dulu nak sempat'ka mau coba untuk jalani operasi, tapi mahal sekali gare'na biaya'na itumi takut'ka nanti bayar'na pakai apa," tutur Fati sembari meneteskan air mata berharap ada yang peduli dengan hidupnya saat ini.
Meski sadar dengan penyakit yang dideritanya itu sangat mematikan. Namun dia bersama keluarga tak punya pilihan lain, selain pasrah. Sebab, sebagai warga yang kurang mampu, tentu tidak cukup biaya lagi untuk menjalani pengobatan yang serba mahal seperti saat ini.
"Kami sekeluarga orang penyakitan semua dek, saya terserang penyakit stroke,itu tante'ta nakenna'i tumor kasian (Fati) sedangkan nenek yang didalam tadi (Nurhayati)adalah kakak saya tapi dia sudah tidak stabil lagi pikirannya, mauki pergi berobat na'tidak ada kasian uang," tambah Ambo Enre.
Salah seorang tetangga Ambo Enre, mengatakan semoga saja ada dermawan yang dapat memberikan uluran tangan kepada tetangganya karena selama ini ambo enre dan keluarga hanya tergantung kepada tetangga dan keluarga yang masih peduli terhadapnya."Saya sangat perihatin semoga saja ada orang yang tersentuh hatinya yang mau peduli dengannya," harap Ilham. (wt-ibe)
Sebelumnya Ambo Enre bekerja sebagai tukang ojek antara pasar Salojampu-Caleko, ia merupakan satu-satunya harapan keluarga saat itu. Namun kini, Ambo Enre hanya bisa duduk diam terpaku di balai-balai bambu kolom rumahnya. Pasalnya, lima tahun terakhir ini ia tak bisa lagi berbuat sesuatu karena penyakit stroke yang di deritanya.
Setelah sakit, derita Ambo Enre bertambah karena ditinggal pisah oleh sang istri, sekira tiga tahun yang lalu, kini dirinya tinggal bersama saudaranya, Fati dan Nurahayati, sungguh hidup yang sangat memperihatinkan. Ironisnya, Fati yang masih terlihat tegarpun di vonis menderita penyakit tumor, sementara Nurhayati yang sudah lanjut usia, mulai pikun diduga kondisi psikologis sudah tidak stabil lagi dan diyakini mengalami gangguan jiwa.
Ambo Enre yang menjadi tulang punggung keluarga, tak mampu lagi bekerja dan hanya bisa menggantungkan hidupnya dari belas kasihan orang lain. Untuk makanpun dirinya berharap sama tetangga. Ia berharap ada pihak yang peduli dengan nasibnya yang miskin dan ada yang mau membantu untuk kesembuhannya.
Fati pernah berkeinginan menjalani opersai untuk membantu dia mencari nafkah. Namun, lagi lagi ia terkendala dengan biaya, dengan terpaksa harus mengurungkan niatnya, untuk melanjutkan operasi itu." Dulu nak sempat'ka mau coba untuk jalani operasi, tapi mahal sekali gare'na biaya'na itumi takut'ka nanti bayar'na pakai apa," tutur Fati sembari meneteskan air mata berharap ada yang peduli dengan hidupnya saat ini.
Meski sadar dengan penyakit yang dideritanya itu sangat mematikan. Namun dia bersama keluarga tak punya pilihan lain, selain pasrah. Sebab, sebagai warga yang kurang mampu, tentu tidak cukup biaya lagi untuk menjalani pengobatan yang serba mahal seperti saat ini.
"Kami sekeluarga orang penyakitan semua dek, saya terserang penyakit stroke,itu tante'ta nakenna'i tumor kasian (Fati) sedangkan nenek yang didalam tadi (Nurhayati)adalah kakak saya tapi dia sudah tidak stabil lagi pikirannya, mauki pergi berobat na'tidak ada kasian uang," tambah Ambo Enre.
Salah seorang tetangga Ambo Enre, mengatakan semoga saja ada dermawan yang dapat memberikan uluran tangan kepada tetangganya karena selama ini ambo enre dan keluarga hanya tergantung kepada tetangga dan keluarga yang masih peduli terhadapnya."Saya sangat perihatin semoga saja ada orang yang tersentuh hatinya yang mau peduli dengannya," harap Ilham. (wt-ibe)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia


