WAJOTERKINI.COM --- Rumah adat yang melambangkan kebesaran budaya di Tanah Wajo yang berdiri kokoh dikawasan Wisata rumah adat Atakkae Sengkang Kelurahan Atakkae Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo tampak tak terurus lagi, dan kondisinya semakin memprihatinkan.
![]() |
Anjungan Kecamatan Belawa Duplikat Rumah Adat Tradisional (Sumber Poto: EP) |
Betapa tidak, Plafon rumah adat atakkae kini nyaris rubuh dan sejumlah rumah lainnya nampak tak berdinding lagi. Dan parahnya lagi, rumah adat Saoraja La tenri Bali atau yang lebih dikenal rumah 101 tiang, yang menjadi kebanggaan Bumi Lamaddukelleng seakan terabaikan dari pihak Pemerintah Kabupaten Wajo.
Muh. Rifai, salah seorang pengunjung asal Kabupaten Luwu yang ditemui media ini mengatakan, dikwatirkan bila Rumah Adat yang menjadi ikon kebudayaan di tanah wajo ini, sedini mungkin tidak mendapatkan perawatan akan berakibat runtuhnya bangunan dan jatuhnya korban jiwa.
"Bisa jadi ada korban jiwa nantinya, diakibatkan rapuhnya bangunan termakan usia itu, dan kondisinya diperparah karena selama ini hanya dimanfaatkan tanpa dilakukan perawatan,"ucap Muh. Rifai miris, salah seorang pemerhati kebudayaan asal Kabupaten Luwu.
Di dalam kawasan ini telah dibangun puluhan duplikat rumah adat tradisional pada tahun 1995, yang dihimpun dari berbagai kecamatan di Kabupaten Wajo, terletak di pinggiran Danau Lampulung, sekitar 3 kilo meter sebelah Timur Kota Sengkang, untuk memasuki kawasan ini pengunjung dikenakan biaya retribusi Rp 1000 rupiah.
Kawasan Rumah Adat ini sangat strategis digunakan sebagai tempat pelaksanaan pameran. Bahkan setiap tahunnya, kawasan wisata budaya ini ramai dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik, utamanya saat digelar berbagai Atraksi Budaya dan Permainan Rakyat.
Sementara ditempat yang berbeda, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Wajo H.Andi Darmawangsa saat ditemui membenarkan kondisi terkini rumah adat atakkae yang sudah sangat memprihatinkan, bahkan adanya bangunan yang nyaris rubuh. Kendati demikian, pihak Disporabudpar mengaku kekurangan dana untuk merenovasi bangunan yang didirikan pada tahun 1995 itu.
“Jadi benar adanya kondisi Rumah Adat Attakkae sekarang ini kondisinya cukup memprihatinkan, namun untuk pemeliharaannya kita membutuhkan dana yang cukup besar untuk melakukan renovasi pada sejumlah bangunan,” tutur H. A. Darmawangsa kepala dinas Disporabudpar Wajo.
Mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Wajo ini menambahkan, Untuk itu pihaknya (Dinas Pariwisata) karena minimnya anggaran. Pihaknya, akan melakukan renovasi secara bertahap pada tahun 2015 mendatang. Pihak pariwisata juga akan mengajukan permohonan bantuan melalui Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan, yang akan disokong dana APBD Kabupaten Wajo tahun anggaran 2015.(wt-tim).
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia