Seorang pria buta di Kabupaten Wajo Sul-Sel hidup sebatang kara untuk
bertahan hidup. Ia hanya ditemani oleh seekor anjing dekil. sehari-hari
dia hanya bisa beternak ayam milik orang lain tanpa upah melainkan
hanya bagi hasil. Tentunya pekerjaan ini tidak mencukupi. Pasalnya,
mesti haris menunggu berbulan-nulan hingga anak ayan tumbuh besar untuk
membeli beras miskin (raskin). Tak hanya itu setiap harinya harus
berjalan hingga beberapa kilometer untuk mengambil persediaan air
bersih.
Wajoterkini.com - Demi bertahan hidup, seorang pria buta bernama Nurung
(53) harus bertahan hidup sebatang kara di gubuknya dan hanya ditemani
sekeor4 anjing dekil di Dusun Pattiromusu Desa Wecudai Kecamatan Pammana
Kabupaten Wajo Sulsel. Penderitaan hidup yang dialami Nurung sejak
usianya baru beranjak 5 tahun, dimana ia haris kehilangan kedua orang
tuanya. Tak berselang lama, penyakit cacar menyerangnya hingga
mengakibatkan kedua bola matanya tiodak bisa melihat lagi.
"Buta karena cacar dan kedua orang tua juga meninggal semenjak saya
masih kecil, jadi sampai sekarang saya hanya hidup seorang diri,"
ucapnya sambil menanngis meratapi nasibnya.
Kini Nurung harus bertahan hidup sebatang kara ditengah serba kesulitan
yang selalu hadir diruang geraknya. Untuk bertahan hidup, nurung hanya
beternak ayam tanpa upah milik orang lain, melainkan hanya bagi hasil.
Tentunya, dia harus menunggu berbulan-bulan hinngga anak ayam yang
dipeliharanya besar. Dari bagi hasil anak ayam inilah, Nurung menjualnya
kepedagang ayam untuk membeli beras miskin milik pemerintah, biasanya
Nurung membeli beras seberat 13 Kg dengan harga 25.000.
Lantaran jauh dari pemukiman warga, Nurung harus berjuang sendirian
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Setiap harinya, Nurung harus
berjalan kaki sejauh 2 Km menenteng jiregen untuk mengambil air bersih
dari air sumur. Pasalnya, Kampung Nurung termasuk wilayah kering yang
hanya mengandalkan tada hujan.
Beruntung, Nurung memiliki anjing dekil yang selalu menemani dan
menuntun setiap langkanya, serta cukup membuat dia selalu terhibur.
Kondisi nurung ini memang membuat warga setempet prihatin. Namun, tak
banyak yang mereka bisa lakukan untuk membantu kehidupan Nurung kecuali
tumpangan sebidang tanah milik warga meski demikian ia tetap semangat
dan pantang menyerah menjalani kehidupan yang gelap menuju ke harapan
yang terang.
Penulis : Haq
Editor : Abhy/Reyhan
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia