Selasa 18 Maret 2025

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Inilah Yang Dilakukan Puskesmas Gilireng Waspadai Serangan DBD

Rabu, 17 Februari 2016 | 10.30.00 WIB Last Updated 2016-02-17T02:50:48Z

WAJOTERKINI.COM --- Kabupaten Wajo kini ditetapkan sebagai daerah yang berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) penderita Demam Berdarah Dengue atau biasa kita sebut DBD. Gilireng, salah satu Kecamatan dari 14 Kecamatan yang dalam lingkup Kabupaten Wajo, masih terbebas dari DBD terhitung sejak bulan Januari hingga Februari belum pernah menangani penderita DBD. 

"Gejalahnya sudah ada yang masuk, tapi belum ada yang positif terserang penyakit demam berdarah,"kata Kepala Bagian program promosi kesehatan Puskesmas Gilireng, Indriani Alim. Selasa 16/2/2016.

Kendati Demikian pihak Puskesmas tak mau kecolongan. Pihaknya akan mengantisipasi mewabahnya penyakit DBD di Wilayah utara ibukota Kabupaten Wajo itu intens melakukan sosialisasi ke Posyandu dan sekolah-sekolah tentang pencegahan DBD.

"Barusan saya kunjungi SDN 48 Mamminasae, rencana semua sekolah akan dilakukan penyuluhan DBD. dan rencananya penyuluhan juga akan dilakukan di SMP dan SMK di Kecamatan Gilireng,"kata Indri.

Sementara untuk mencegah mewabahnya penyakit DBD, Indri mengatakan, dimulai dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M. Dijelaskannya, 3M adalah hal yang paling ampuh untuk membasmi jentik nyamuk.

"Fogging akan dilakukan pada saat sudah ada kasus positif di sejumlah wilayah, karena itu langkah membasmi nyamuk agar tidak lagi menyebarkan virus dengue yang ada pada nyamuk, jadi jentik tetap ada di penampungan, yang kami galakkan sekarang itu adalah PSN dengan 3 M +,"jelasnya.

Penetapan status KLB juga ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, dr Baso Rahmanuddin baru-baru ini. Mantan Plt RSUD Lamaddukelleng itu menjelaskan, pihaknya sudah melakukan upaya untuk mencegah DBD ini, seperti meminta pihak Puskesmas se-Kabupaten Wajo segera intens melakukan upaya 3M dan melakukan fogging pada wilayah yang sudah ada penderita DBD.

Dari 81 kasus, 60 diantaranya sudah dilakukan penyemprotan (fogging). Namun masih tersisa 21 daerah. Untuk penyebarannya sendiri yang paling banyak kasus di Kecamatan Tempe sampai 30 kasus."Kita berharap partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungannya. Karena yang paling berperan dalam mencegah DBD ini adalah masyarakat itu sendiri,"ujarnya.(wt-ibe)
Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Inilah Yang Dilakukan Puskesmas Gilireng Waspadai Serangan DBD

Trending Now